Senin 21 Aug 2023 22:47 WIB

825 Ribu Liter Air Bersih Disalurkan ke 48 Desa Kekeringan di Bogor

BPBD Kabupaten Bogor menyalurkan 825 ribu liter air bersih ke 48 desa kekeringan.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Bilal Ramadhan
Suasana Desa Weninggalih, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor yang terdampak kekeringan. BPBD Kabupaten Bogor menyalurkan 825 ribu liter air bersih ke 48 desa kekeringan.
Foto: Republika/Shabrina Zakaria
Suasana Desa Weninggalih, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor yang terdampak kekeringan. BPBD Kabupaten Bogor menyalurkan 825 ribu liter air bersih ke 48 desa kekeringan.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR — Menanggulangi dampak kekeringan yang melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Bogor, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor telah menyalurkan bantuan air bersih sejak awal Mei 2023. Total air bersih yang sudah disalurkan sebanyak 825 ribu liter ke 48 desa di 16 kecamatan.

“Total keseluruhan pendistribusian air bersih sampai dengan saat ini 825 ribu liter, pengiriman sejak 3 Mei 2023 hingga 19 Agustus 2023,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bogor, Asep Sulaeman, Senin (21/8/2023).

Baca Juga

Asep mengatakan, warga terdampak kekeringan dan mengalami krisis air bersih sebanyak 22.998 Kepala Keluarga (KK), dengan 82.164 jiwa. Air yang disalurkan untuk para warga bervariasi, mulai dari 2.500 liter hingga 30 ribu liter, tergantung kebutuhan di daerah tersebut.

Ia menyebutkan, adapun daerah yang paling banyak terdampak kekeringan dan krisis air bersih adalah wilayah barat Kabupaten Bogor. Dengan rincian enam kecamatan dan 25 desa.

"Di wilayah barat yang terdampak adalah Kecamatan Tenjo, Jasinga, Sukajaya, Nanggung, Leuwisadeng, dan Cibungbulang. Dengan jumlah desa terdampak paling banyak di Kecamatan Jasinga, sebanyak 10 desa,” ujar Asep.

Sementara itu, sambung dia, di wilayah timur Kabupaten Bogor juga ada enam kecamatan terdampak kekeringan yaitu Kecamatan Citeureup, Jonggol, Babakan Madang, Sukamakmur, dan Tanjungsari. Jumlah desa yang terdampak ada 15 desa, paling banyak berada di Kecamatan Jonggol.

Di wilayah selatan Kabupaten Bogor, Asep mengatakan, ada tiga kecamatan terdampak itu Cigombong, Cisarua, dan Cijeruk. Di mana jumlah desa mengalami krisis air bersih sebanyak empat desa.

“Namun di Desa Cijeruk, Kecamatan Cijeruk, mengalami kesulitan air bersih lantaran ada pipa mata air yang terputus. Saat itu pengiriman dilakukan pada 20 Juli 2023,” katanya.

Sedangkan, di wilayah utara Kabupaten Bogor terdapat dua kecamatan terdampak kekeringan. Yaitu Kecamatan Ciseeng dan Rancabungur, dengan total desa sebanyak empat desa krisis air bersih.

Belum lama ini, Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Bogor, Iwan Setiawan, mengatakan Pemkab Bogor melalui BPBD telah berkoordinasi dengan Perusahaan Daerah Air Minum (Perumda) Tirta Kahuripan dan pengusaha air curah.

Pemkab Bogor juga mendapat bantuan dari TNI-Polri untuk menyalurkan air bersih untuk melayani kebutuhan dasar warga seperti mencuci dan mandi. Kendati demikian, air yang disalurkan baru bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat dan belum bisa menyentuh sektor pertanian.

“Yang bisa kami layani kebutuhan dasar dulu lah. Kalau untuk mengairkan aliran mengairi sawah atau kebun belum bisa. Kami sifatnya untuk pelayanan masyarakat, bantu air buat mandi, cuci, dan sebagainya. Baru itu dulu,” kata Iwan, Selasa (8/8/2023).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement