Senin 21 Aug 2023 23:27 WIB

Muncul Benjolan di Leher, Kapan Harus Dioperasi?

Dokter yang akan menetukan apakah benjolan di leher harus dioperasi atau tidak.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Qommarria Rostanti
Pria mengalami benjolan di leher (ilustrasi). Apakah benjolan di leher harus dioperasi?
Foto: Pxfuel
Pria mengalami benjolan di leher (ilustrasi). Apakah benjolan di leher harus dioperasi?

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konsultan endokrin metabolik diabetes Eka Hospital BSD, dr Dicky Levenus Tahapary, Sp.PD-KEMD, PhD menjelaskan benjolan pada leher, terutama di bagian tengah leher, bisa merupakan gejala awal dari nodul tiroid. Kapan benjolan ini harus dioperasi?

Dokter akan menentukan apakah nodul tiroid yang Anda miliki mengharuskan Anda untuk mengikuti proses operasi ketika benjolan tiroid terbukti atau dicurigai bersifat ganas. Selain itu, benjolan tiroid telah menimbulkan masalah pada organ lain seperti kesulitan menelan atau bernapas. Juga karena kondisi tertentu sesuai dengan pertimbangan dari dokter.

Baca Juga

Apabila nodul tiroid yang Anda rasakan tidak menimbulkan keluhan, maka dokter akan melakukan observasi secara berkala terkait perkembangan ukuran benjolan. Namun, apabila Anda ingin melakukan tindakan untuk mengecilkan benjolan tiroid yang tidak memerlukan operasi, ada beberapa pilihan berikut:

1. Aspirasi kista tiroid dengan panduan USG

Proses ini dilakukan dengan melakukan pengambilan cairan menggunakan spuit dari benjolan tiroid. Tindakan ini diindikasikan pada benjolan yang seluruhnya atau sebagian besar berisi cairan (kista tiroid) dengan ukuran besar atau yang menyebabkan keluhan.

2. Terapi ablasi dengan injeksi etanol perkutan dengan panduan USG

Tindakan ini diindikasikan pada kista tiroid yang kambuh yang sebelumnya sudah dilakukan aspirasi. Mirip dengan tindakan aspirasi, awalnya cairan akan diambil terlebih dahulu dengan spuit, lalu setelahnya akan dimasukan etanol ke dalam rongga benjolan yang telah kosong.

3. Terapi ablasi termal dengan radiofrequency ablation (RFA)

Berbeda dengan aspirasi cairan dan injeksi etanol, tindakan RFA diindikasikan pada nodul tiroid jinak yang padat dan menimbulkan keluhan fisik maupun keluhan kosmetik. Sebelum melakukan tindakan ini, dokter akan memastikan terlebih dahulu apakah nodul tiroid yang Anda miliki bersifat jinak atau tidak dengan FNAB atau core needle biopsy. Sebelum tindakan, bagian leher yang akan dilakukan RFA akan dibius terlebih dahulu agar rasa nyeri saat tindakan menjadi minimal. 

Dengan panduan dari USG, elektroda alat RFA akan dimasukan ke benjolan pasien. Prosedur tindakan RFA dapat memakan waktu hingga kurang lebih 30-60 menit, tergantung ukuran dari benjolan. Tindakan RFA sudah terbukti aman dan efektif dalam mengecilkan ukuran benjolan tiroid padat hingga hampir 90 persen. Namun pada beberapa kasus, RFA dapat dilakukan ulang setelah beberapa tahun bila benjolan tidak mengecil sesuai perkiraan atau bila benjolan kembali membesar.

Itulah beberapa pengetahuan seputar nodul tiroid yang patut Anda ketahui. Kondisi ini biasanya tidak berbahaya, tapi tidak menutup juga jika kondisi ini bisa menyebabkan masalah kesehatan serius. 

"Oleh karena itu, ayo sama-sama lebih sadar akan benjolan-benjolan tidak biasa yang ada di tubuh Anda dan segera periksakan diri Anda, khususnya periksa leher sendiri," ujarnya.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement