Selasa 22 Aug 2023 07:01 WIB

X Simpan Data Verifikasi di Perusahaan Israel, Pengguna Merasa tidak Nyaman

Pengguna X tidak senang dengan pilihan perusahaan Israel sebagai penyimpan data

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
 An illustration pictures shows a user holding a mobile phone displaying the
Foto: EPA-EFE/ETIENNE LAURENT
An illustration pictures shows a user holding a mobile phone displaying the

REPUBLIKA.CO.ID, SAN DIAGO -- Media sosial X (Twitter) kini mewajibkan pengguna X Blue untuk mengirimkan swafoto bersama foto tanda pengenal yang dikeluarkan pemerintah atau KTP. Data tersebut dikabarkan disimpan oleh perusahaan Israel.

Kabar ini dilaporkan pertama kali oleh PC Magazine. Informasi pribadi pengguna yang diperlukan untuk proses verifikasi akan ditangani oleh perangkat lunak AU10TIX yang akan menyimpan informasi hingga 30 hari. Dikutip dari Aljazirah,  perangkat ini berasal dari perusahaan Israel.

Baca Juga

X mengatakan, data yang dikumpulkan dari profil pengguna akan digunakan untuk tujuan keselamatan dan keamanan, termasuk mencegah peniruan. Banyak pengguna media sosial yang sebelumnya dikenal Twitter merasa tidak senang dengan pilihan perusahaan. Mereka merasakan ketidaknyamanan dalam memberikan data kepada perusahaan ketika begitu banyak pelanggaran data yang dilaporkan di masa lalu.

AU10TIX membantu menciptakan sistem verifikasi identitas untuk bandara dan pengaturan perbatasan pada 1980-an hingga 1990-an sebelum berekspansi dengan pertumbuhan internet. Sekarang perusahan itu menawarkan beberapa klien profil tinggi seperti Uber, PayPal, dan Google.

Elon Musk yang mengakuisisi Twitter pada Oktober 2022 tampaknya telah menyelesaikan verifikasi KTP pada 1 Agustus. Dia menunjukkan bahwa sistem verifikasi ID sudah beroperasi dan oleh karena itu dapat segera muncul ke publik.

Biaya berlangganan bulanan dikenakan kepada pengguna Twitter terverifikasi pada November 2022. Verifikasi kemudian diperluas ke akun dengan nomor telepon terverifikasi dan langganan aktif ke paket Twitter Blue yang memenuhi syarat.

Pada tanggal 1 April, Twitter mengumumkan akan mulai menghapus program verifikasi lama dan menghapus tanda centang terverifikasi lama. Perubahan ini menimbulkan kekhawatiran bahwa peniruan identitas akan lebih mudah dilakukan di platform dan memberikan kredibilitas palsu pada akun yang menyebarkan informasi yang salah.

Sebagai tanggapan, platform tersebut memperkenalkan tanda centang emas dan abu-abu, yang masing-masing digunakan oleh organisasi terverifikasi dan akun yang berafiliasi dengan pemerintah. Pada Juli 2023, Musk mengumumkan bahwa Twitter akan berganti nama menjadi X. Proses verifikasi X terbaru yang membutuhkan swafoto dan KTP diklaim bagian dari upaya untuk menambahkan lapisan keamanan tambahan terhadap peniruan identitas dan penipuan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement