REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menghemat air di pesantren Nahdlatul Ulama (NU) sangat penting untuk menjaga lingkungan dan sumber daya alam. Ketika terjadi bencana kekeringan atau kemarau panjang, pesantren-pesantren di NU pun membatasi pemakaian air dengan caranya sendiri.
Ketua Rabithah Ma'ahid Islamiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (RMI PBNU), KH Hodri Ariev, mengatakan dalam menghadapi suasana kemarau yang cukup panjang, pesantren NU tentu akan mengatur dan membatasi pemakaian air karena persediaan air yang semakin terbatas.
“Selama ini, pesantren-pesantren mempunyai mekanisme sendiri dalam menghemat air, seperti dengan menentukan waktu-waktu tertentu secara terbatas dalam menggunakan air,” ujar Kiai Hodri saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (22/8/2023).
Selain itu, menurut dia, pesantren NU juga mendidik santri tentang pentingnya menghemat air, serta mengenai pentingnya menjaga sumber daya alam dan dampak positif dari penghematan air. “Ada pengarahan dari pengurus pondok kepada para santri untuk benar-benar berhemat dalam pemakaian air,” ucap Kiai Hodri.
“Pesantren juga lazim mengingatkan bahwa berlebihan atau israf, termasuk dalam menggunakan air, merupakan perilaku tercela yang harus dihindari,” ujarnya.
Sebagian pesantren juga mempertimbangkan penggunaan air daur ulang (greywater) untuk keperluan yang tidak memerlukan air bersih, seperti menyiram tanaman. Air bekas mandi bisa disimpan dan digunakan kembali.
“Beberapa pesantren membuat penampungan air yang sudah digunakan sebagai resapan di sekitar MCK,” kata Kiai Hodri.
Dia menjelaskan, santri di pesantren NU juga diajarkan cara berwudu yang bijak ataupun dalam mencuci baju. Misalnya, santri harus memastikan keran tidak mengalir secara berlebihan selama proses berwudu.
“Selain itu, aktivitas lain yang biasanya banyak menggunakan air juga dibatasi, seperti berhati-hati dalam mengenakan pakaian agar tidak cepat kotor, sehingga dengan demikian tidak selalu mencuci baju,” ucap Kiai Hodri.
Dengan menggabungkan berbagai strategi tersebut, pesantren NU dapat berperan dalam mempromosikan kesadaran lingkungan dan penghematan air, yang pada akhirnya dapat berdampak positif dalam menjaga keberlanjutan sumber daya alam.
“Namun tentu, ini dalam batas-batas yang wajar. Pada perinsipnya, gunakan air sepentingnya saja, bukan seperlunya, karena debit air tanah yang semakin berkurang pada musim kemarau,” jelas dia.