REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Said Abdullah menjawab soal pernyataannya ihwal bayangan bergabungnya Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan dalam satu kekuatan. Klarifikasinya, itu merupakan mimpi yang belum menjadi pembahasan dan keputusan.
"Kami tidak dalam keputusan, kami hendak mimpi saja, mimpi itu dalam kondisi apa? Dalam kondisi sebaiknya kita ini tidak perlu lagi lah kampret-cebong," ujar Said di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (22/8/2023).
Ia menjelaskan, keputusan soal bakal calon wakil presiden (cawapres) untuk Ganjar berada di tangan ketua umum partai politik pengusung, dalam hal ini adalah Megawati Soekarnoputri bersama pimpinan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Hanura, dan Partai Persatuan Indonesia (Perindo).
"Itu saja, itu bukan posisi saya untuk menentukan si A dengan si B, si B dengan si C," ujar Said.
Pembahasan terkait cawapres masih berlangsung antara PDIP dengan partai politik pengusung Ganjar. Termasuk membahas nama-nama yang pernah diungkap oleh Ketua DPP PDIP, Puan Maharani. "Tunggu aja keputusan para pimpinan parpol dan Pak Ganjar siapapun yang paling pas," ujar Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR itu.
Sebelumnya, Sekretaris Fraksi Partai Nasdem DPR Saan Mustopa menanggapi pernyataan Ketua DPP PDIP, Said Abdullah yang menggaungkan bergabungnya Ganjar Pranowo dan Anies Rasyid Baswedan.
Menurutnya, saat ini segala peluang masih dapat terjadi sebelum pendaftaran calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) pada 19 Oktober hingga 25 November 2023.
"Ya Said Abdullah menyatakan bahwa ada kemungkinan Pak Ganjar dengan Pak Anies bergabung, semua kemungkinan selalu ada, apa lagi ini kan masih dinamis, masih cair," ujar Saan di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (21/8/2023).
"Tapi sampai hari ini kita tetap konsisten mencapreskan Pak Anies sebagai capres," sambungnya menegaskan.
Adapun hasil survei terkait elektabilitas Anies akan menjadi bahan evaluasi Koalisi Perubahan untuk Persatuan. Salah satunya adalah survei Litbang Kompas yang menempatkan mantan gubernur DKI Jakarta itu terendah dibandingkan Ganjar dan Prabowo Subianto.
Kendati demikian, ia melihat tren elektabilitas Anies terus meningkat setiap waktunya, Sehingga temuan tersebut juga menunjukkan bahwa perolehan suara Anies semakin mendekati dua calon pesaingnya tersebut.
"Bagi Nasdem maupun juga dalam konteks pencapresan capres, itu bisa dijadikan sebagai alat evaluasi, untuk terus menjadikan panduan kerja-kerja politik kita. Baik secara kepartaian maupun dalam konteks pencapresan," ujar Saan.