REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Hardiyanto Kenneth mengingatkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk tidak menyepelekan masalah polusi udara yang kian buruk di Jakarta. Dia menyebut, polusi udara bisa mematikan dan mengomparasikannya dengan kasus Covid-19 pada medio 2020-2022.
"Ingat waktu Covid-19 semua anggap enteng. Kita mesti ingat polusi menyerang pernapasan, ini berbahaya, bisa mati kita kalau enggak serius," kata Kenneth dalam rapat Komisi D DPRD DKI bersama Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI membahas soal polusi udara di gedung DPRD DKI, Jakarta Pusat, Selasa (22/8/2023).
Dalam kesempatan itu, Kenneth mengutarakan pernyataannya kepada Kepala DLH DKI Jakarta Asep Kuswanto dan jajarannya, serta para anggota dewan di Komisi D DPRD DKI. Kenneth mengatakan bahwa polusi udara memang berbahaya bagi kesehatan masyarakat.
Jika terus-terusan dibiarkan dan tanpa upaya pengendalian pencemaran udara yang masif, kesehatan masyarakat makin terancam. "Ini bukan hanya berbahaya bagi kita sekarang, tapi anak cucu juga," ujar anggota Komisi D DPRD DKi tersebut.
Kenneth mencontohkan dirinya yang saat ini sedang mengalami flu, diduga akibat polusi udara. Dia juga menyebut pengalamannya saat mengamati kondisi langit Jakarta dari ketinggian atau dalam penerbangan pesawat.
"Jangan anggap enteng nih! Saya landing tuh kayak nembus atmosfer. Kabutnya tebal bener! Saya bilang 'wah enggak bener nih'," ungkap Kenneth kesal dengan udara di Jakarta dan sekitarnya.
Kondisi polusi udara yang kian buruk di Jakarta menjadi sorotan publik belakangan ini. Berdasarkan data IQ Air, Jakarta kerap kali menjadi salah satu kota dengan kualitas terburuk di dunia dengan tingkat polusi di atas 150 atau kategori tidak sehat.