Selasa 22 Aug 2023 15:24 WIB

Parlemen Amerika Tengah Usir Taiwan

Taiwan diusir sebagai pengamat tetap di asosiasi parlemen negara Amerika Tengah.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nidia Zuraya
Bendera Taiwan (ilustrasi). Parlemen Amerika Tengah yang terdiri dari enam negara anggota mengusir Taiwan sebagai pengamat tetap di asosiasi yang disebut Parlacen itu.
Foto: cnreviews.com
Bendera Taiwan (ilustrasi). Parlemen Amerika Tengah yang terdiri dari enam negara anggota mengusir Taiwan sebagai pengamat tetap di asosiasi yang disebut Parlacen itu.

REPUBLIKA.CO.ID, MANAGUA -- Parlemen Amerika Tengah yang terdiri dari enam negara anggota mengusir Taiwan sebagai pengamat tetap di asosiasi yang disebut Parlacen itu. Taiwan yang berada di posisi tersebut selama dua dekade digantikan Cina yang pengaruh ekonominya di Amerika Latin semakin menguat.

Parlemen menggelar pertemuan di Ibukota Paraguay, Managua. Legislator lokal menambah Cina, sebagai pengamat tetap. Cina mengklaim Taiwan yang dikelola demokratis bagian dari wilayahnya.

Baca Juga

Pada Selasa (22/8/2023) Kementerian Luar Negeri Taiwan mengatakan pulau itu memutuskan mundur dari Parlacen demi menjaga "martabat bangsa." Taiwan juga mengecam apa yang mereka sebut upaya Cina menekan partisipasi Taiwan di panggung internasional.

Dalam pernyataannya Parlecen merujuk keputusan PBB tahun 1971 untuk mengusir Taiwan demi memuaskan Cina. "(Taiwan) provinsi dari Cina Daratan, sehingga partisipasinya sebagai negara merdeka didiskualifikasi," kata Parlecen.

Cina memperluas pengaruhnya di negara-negara anggota Parlecen. Nikaragua, Salvador, Honduras, Panama dan Republika Dominika memutus hubungan diplomatik dengan Taiwan beberapa tahun terakhir.

Guetemala yang merupakan negara terpadat di Amerika Tengah, satu-satunya negara anggota Parlecen yang masih mengakui Taiwan. Senator Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat Tim Kaine dan senator dari Partai Republik Marco Rubio yang memimpin subkomite hubungan luar negeri Senat AS, mengecam keputusan Parlecen.

"Sejak 1999, Taiwan menjalani perannya sebagai mitra kuat sebagai pengamat permanen di Parlemen Amerika Tengah, mendukung pemerintahan yang baik dan pembangunan ekonomi di wilayah tersebut," kata dua senator itu dalam pernyataan bersama mereka.

Para senator juga menuduh Cina merusak demokrasi, menghalangi pertumbuhan kawasan dan melakukan pelanggaran hak asasi manusia termasuk genosida terhadap warga Uighur di Xinjiang.

Cina membantah melakukan pelanggaran hak asasi di Xinjiang. Kedutaan Besarnya di AS belum menanggapi permintaan komentar.

Belize dan Paraguay juga mempertahankan hubungan dengan Taiwan. Tapi pejabat pemerintah AS yakin Paraguay dapat negara berikutnya yang berubah haluan.

AS mengakui diplomasi Cina tapi memiliki hubungan tak resmi dengan Taiwan. Pemerintah Presiden Biden mengatakan AS menolak upaya perubahan status quo di Taiwan. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement