REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Untuk bisa mendapatkan air guna mencukupi kebutuhan warga sehari-hari, warga lingkungan RT 05, RW 03, Dusun Kebontaman, Desa Kalikayen, Kecamatan Ungaran Timur, membuat tempat penampungan air darurat secara swadaya.
Upaya ini dilakukan agar distribusi dan pembagian air bersih bantuan untuk warga yang empat bulan terakhir telah terdampak kekeringan bisa dilakukan dengan merata dan sesama warga yang membutuhkan tidak saling berebut
Terlebih, dusun yang memiliki populasi warga mencapai 440 kepala keluarga (KK) ini hanya bisa mengandalkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari dari bantuan yang disalurkan langsung ke lingkungan mereka.
Kepala Desa Kalikayen, Sugiyono, yang dikonfirmasi mengungkapkan, penampungan air darurat yang disiapkan secara swadaya ini memanfaatkan kolam ikan terpaulin atau kolam nonpemanen yang dibuat dari bahan terpal.
"Karena kami tidak memiliki tangki, maka penampungan darurat ini disiapkan warga kami dengan memanfaatkan kolam ikan dari terpal berbentuk bundar dan terbuka," ungkapnya, Selasa (22/8/2023).
Lokasinya bak penampungan darurat ini pun ditempatkan di titik yang mudah diakses oleh warga Dusun Kebontaman sehingga warga yang membutuhkan air bersih bisa langsung mengambil air bersih dari penampungan darurat ini untuk dilangsir ke rumah masing-masing.
Sebelumnya, setiap bantuan penyaluran air bersih datang, warga sudah menyiapkan berbagai wadah, seperti ember, jeriken, bekas galon air isi ulang dan lainnya di halaman rumah masing- masing. Sehingga mobil tangki air bersih tinggal mengisi dan memenuhi wadah-wadah tersebut secara bergantian. Hanya saja, distribusi bantuan air bersih dengan cara ini dianggap kurang merata dan tidak memenuhi asas keadilan.
Karena warga yang memiliki persediaan wadah lebih banyak tentu juga akan mendapatkan jatah air bersih lebih dibandingkan dengan warga yang hanya memiliki wadah sedikit. "Oleh karena itu, warga kemudian menyiapkan bak penampungan air darurat," katanya.
Sugiyono juga menyampaikan, sebetulnya di lingkungan Dusun Kebontaman sudah ada bak penampungan air bersih yang berlokasi di perbukitan pinggiran dusun. Dengan memanfaatkan gaya gravitasi, air bisa dialirkan langsung ke rumah-rumah warga.
Namun, distribusinya juga menguntungkan warga yang rumahnya berlokasi di lingkungan paling rendah. Sementara itu, warga yang rumahnya berlokasi lebih tinggi alirannya juga relatif lebih kecil, sehingga hanya kebagian air lebih sedikit,” ujarnya.
Hal ini diamini oleh Indarti (37), salah seorang warga Dusun Kebontaman. Menurut dia, dengan adanya bak penampungan air bersih darurat ini, pembagian air bersih tersebut akan lebih merata.
Warga bisa mengambil di bak penampungan ini secukupnya sesuai dengan kebutuhan. "Terlebih, perangkat desa kami juga sudah mengingatkan, air bersih yang ada agar dimanfaatkan bersama-sama secara adil," ujarnya.
Terkait dengan minimnya akses air bersih yang dialami oleh warga di dusunnya, Indarti pihak pemerintah desa juga sudah mewanti-wanti agar pemafaatan air bersih bantuan ini juga tidak boleh boros sehingga seluruh warga Dusun kebontaman yang saat ini sangat membutuhkan bisa menikmati dengan adil. "Semua saat ini memang kekurangan air bersih, sehingga bantuan air bersih agar dapat dimanfaatkan dengan efisien," ujarnya.