Selasa 22 Aug 2023 21:25 WIB

Orasi di Malaysia, Din Syamsuddin: Ekonomi Dikuasai Segelintir Orang Ingin Dikte Politik

Din Syamsuddin memuji konsep Madani PM Malaysia Anwar Ibrahim.

Rep: Fuji E Permana / Red: Nashih Nashrullah
Prof Din Syamsuddin memuji konsep Madani PM Malaysia Anwar Ibrahim
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Prof Din Syamsuddin memuji konsep Madani PM Malaysia Anwar Ibrahim

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Profesor Din Syamsuddin mengatakan bahwa wawasan madani yang digagas PM Malaysia Dato Seri Anwar Ibrahim dapat menjadi solusi bagi negara-negara di dunia untuk melangsung kehidupan kebangsaan dan kenegaraan menghadapi tantangan globalisasi dewasa ini. 

Demikian dikatakannya pada Debat Perdana Madani di Kampus Universiti Kebangsaan Malaysia, Bangi, Selangor pada Senin (21/8/2023).

Baca Juga

Menurut Din, banyak negara di dunia menghadapi ancaman perpecahan dan kemunduran karena sistem politik dan ekonomi liberal yang diterapkannya hanya menciptakan kesenjangan dan ketidakadilan. Sistem itu juga terlalu menampilkan infrastruktur fisik dan mengabaikan infrastruktur nonfisik (mental).

"Ekonomi dikuasai segelintir orang yang kemudian berusaha mendiktekan politik, sebagai akibatnya, kekuasaan politik menjadi tiran dan monopolistik serta cenderung melanggengkan kekuasaan dengan menghalalkan segala cara," kata Din dalam pesan tertulisnya yang diterima Republika.co.id, Selasa (22/8/2023) 

Untuk itu, menurut guru besar politik Islam Global FISIP UIN Jakarta ini, wawasan madani yang menekan persamaan, keadilan, dan permusyawaratan dapat diajukan untuk peradaban global. Ketiganya merupakan esensi ummah yang dibangun Nabi Muhammad SAW di Madinah sebagai format masyarakat majemuk saat itu. 

"Masyarakat Madani demikian menjadi pendorong bagi terwujudnya Madinah atau tamaddun yakni peradaban tinggi yang membawa kesejahteraan dan kebahagiaan lahir dan batin bagi semua," ujar Din. 

Hanya saja, menurut Ketua Poros Dunia Wasathiyyah Islam (Global Fulcrum of Wasatiyyat Islam) ini, Wawasan Madani Anwar Ibrahim masih perlu diperkuat dengan landasan filosofis berasaskan nilai-nilai fundamental Islam (tauhid, khilafah, dan islah) dan nilai-nilai instrumental berupa paradigma etika atau kode etik yang perlu dibudayakan oleh masyarakat, dan disesuaikan dengan konteks sosio-kultural masyarakat bersangkutan.

Baca juga: Ketika Berada di Bumi, Apakah Hawa Sudah Berhijab? Ini Penjelasan Pakar

Din mengkritik kepanjangan MADANI oleh Anwar Ibrahim (yaitu kemaMpanan, kesejAhteraan, Daya cipta, hormAt, keyakiNan, Ihsan) yang terkesan seperti dipaksa-paksakan dan susah dipahami masyarakat. 

Secara berkelakar, Din mengusulkan MADANI menjadi Maju, Aman, Damai, Adil, Nikmat, dan Indah, yang disambut tepuk tangan sekitar 2.000 hadirin yang memadati Dewan Conselor Tun Abdul Razak Kampus UKM. 

Hadir dalam Debat Perdana Madani ini para tokoh cendekiawan, budayawan, dan civitas akademika UKM, termasuk Menteri Pendidikan Tinggi Malaysia Dato Seri Mohammad Khaled bin Nordin, Timbalan Menteri, Naib Canselor UKM Prof Dato Dr Mohd Ekhwan, dan sejumlah guru besar.   

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement