Rabu 23 Aug 2023 04:39 WIB

Perkuat Perencanaan Industri Pertahanan, Bappenas Kunjungi PT PAL

Industri pertahanan harus mandiri, sehat, dan berdaya saing.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yusuf Assidiq
 Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia atau Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) RI melakukan kunjungan ke PT PAL Indonesia.
Foto: Dokumen
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia atau Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) RI melakukan kunjungan ke PT PAL Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia atau Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) RI melakukan kunjungan ke PT PAL Indonesia. Kunjungan ini bertujuan untuk pengumpulan materi dan penyelarasan informasi guna memperoleh hasil dokumen pelaksanaan perencanaan pembangunan pertahanan nasional yang tepat dan lebih komperhensif.

Kunjungan ini disambut oleh SEVP TM PT PAL Indonesia, Satriyo Bintoro bersama jajarannya. Pihaknya bersyukur mendapat kunjungan dari Bappenas RI karena bisa memperoleh pandangan perencanaan industri pertahanan ke depan.

Tindak lanjutnya dapat dilakukan dengan diskusi lebih lanjut secara komprehensif antara corporate strategic planning PT PAL Indonesia dengan tim Bappenas agar rencana perusahaan dapat inline dengan perencanaan nasional.

Diskusi interaktif yang terjadi membahas tentang pentingnya kebutuhan industri pertahanan matra laut. Kemudian juga membahas kontinuitas kebijakan dalam melanjutkan teknologi yang telah dipilih sebelumnya agar penguasaan teknologi yang diserap dari proses ToT dapat terimplementasikan secara optimal.

Hal ini khususnya penguasaan teknologi kapal perang kombatan dan kapal selam selama beberapa tahun terakhir. Sebagai contoh keberhasilan, kata dia, PT PAL dalam menyelesaikan pembangunan kapal selam melalui skema joint production.

Menurut dia, itu menjadi bekal penting untuk pembangunan kapal selam mendatang. "Di samping itu, keberhasilan penyelesaian kapal light frigate (perusak kawal rudal) menjadi pijakan teknologi rancang bangun untuk mengerjakan kapal perang terbesar yang pernah dibuat oleh Indonesia yakni frigate Merah Putih," jelasnya.

Sementara itu, Plt Direktur Pertahanan dan Keamanan Bappenas RI, Rezafaraby, menyadari lompatan penguasaan teknologi yang diemban oleh PT PAL Indonesia merupakan bagian dari dinamika politis di pemerintahan yang tentu tidak dapat dipungkiri. Namun hal itu turut membuktikan akan kemampuan bangsa yang adaptif terhadap perubahan.

Ia melihat PT PAL Indonesia memiliki potensi besar dalam mendukung pertahanan Indonesia. "Dalam rangka peningkatan kemampuan penguasaan teknologi pertahanan, kita tidak bisa hanya bilang bagus beli dari luar negeri. Karena tujuan kita jelas, mewujudkan kemandirian bangsa dan kapasitas bangsa kita," ujarnya.

Sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 dalam mewujudkan Indonesia Emas, industri pertahanan memiliki peran yang signifikan yakni mendukung mewujudkan pertahanan berdaya gentar di kawasan. Terutama dalam mewujudkannya, industri pertahanan harus mandiri, sehat, dan berdaya saing.

Menurut dia, hal ini yang tengah diupayakan oleh pemerintah, salah satunya melalui penugasan kepada PT PAL Indonesia. Pada kesempatan tersebut, Rezafaraby turut menekankan bahwa potensi di Indonesia bisa besar dan tidak kalah dengan industri luar.

Bahkan, hasil kerja Indonesia bahkan lebih bagus dibanding buatan luar. Lebih utamanya pada  proses alignment pada proses joint section menyatakan Indonesia mempunyai potensi yang bagus dan lebih besar. Namun hanya saja ekosistemnya perlu didukung.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement