REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie menyayangkan keputusan kader yang memilih mundur dari PSI akibat sikap politik partai pada Pemilu 2024.
Menurut Grace, PSI belum menentukan sikap politik apa pun untuk mendukung salah satu calon presiden (capres), termasuk hingga digelarnya Kopi Darat Nasional (Kopdarnas) PSI pada hari ini.
"Sangat disayangkan kalau memang alasan mundurnya karena dukungan. PSI belum sampai pada konklusi apa pun," kata Grace ditemui di sela-sela Kopdarnas PSI di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan para kader yang mundur tersebut tidak berkomunikasi terlebih dahulu kepada partai. Menurutnya, langkah untuk mundur terlalu gegabah. "Tidak ada komunikasi. Kami pun dengarnya dari media. Jadi, kan sayang ya kalau bertindak gegabah bahkan tidak ngecek dulu," ucapnya.
Dia mengatakan dalam berpolitik sebaiknya tidak terburu-buru sebagaimana pesan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), yakni "ojo kesusu" (jangan terburu-buru).
"Jangan kita cepat-cepat panik, jangan cepat-cepat marah, jangan cepat-cepat ambil keputusan, apalagi jangan cepat-cepat mundur untuk sebuah alasan yang sama sekali tidak bisa dikonfirmasi," kata dia.
Namun begitu, Grace menghormati keputusan mundurnya para kader tersebut. "Jadi, kalau itu keputusan mereka kita hormati, tetapi sangat disayangkan karena PSI sampai saat ini masih belum membuat konklusi apa pun," jelasnya.
Sebelumnya, Juru Bicara PSI Afthon Lubbi dalam konferensi pers di Cikini, Jakarta, Selasa, menyebutkan sejumlah bakal calon anggota legislatif (caleg) dan kader yang mundur dari pencalegan dan keanggotaan PSI akibat sikap politik partai pada Pemilu 2024.