REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menggelar Kopi Darat Nasional (Kopdarnas) yang dihadiri oleh 38 Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) partai tersebut. Forum tersebut juga menjadi tempat PSI untuk membatalkan dukungannya kepada Ganjar Pranowo, yang merupakan hasil Rembuk Rakyat pada Oktober 2022.
Diketahui pada Oktober 2022, PSI pernah menggelar Rembuk Rakyat yang merupakan saluran partai tersebut untuk mendengarkan aspirasi rakyat terkait calon pemimpinnya. Hasilnya saat itu, mereka mendeklarasikan Ganjar untuk berpasangan dengan Zannuba Ariffah Chafsoh atau akrab disapa Yenny Wahid.
"Dari hasil musyawarah ini kami merekomendasikan kepada Dewan Pembina dan Dewan Pimpinan Pusat. Pertama, meminta kepada DPP PSI untuk kembali menyerap aspirasi dan keinginan rakyat terkait bakal calon presiden yang memiliki komitmen kerakyatan dan melanjutkan visi misi pembangunan Pak Jokowi," ujar Wakil Ketua Dewan Pembina PSI, Grace Natalie di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Selasa (22/8/2023) malam.
"Kami meminta kepada DPP untuk ojo kesusu dan terus mencermati dinamika politik yang berkembang termasuk komitmen tegak lurus kepada Pak Jokowi agar dipegang teguh dalam keputusan yg menyangkut masa depan bangsa," ujar Grace menambahkan.
Dewan Pembina PSI meminta DPP PSI untuk tidak terburu-buru dalam menentukan sosok yang didukungnya menjadi bakal calon presiden (capres). PSI, tegasnya, tegak lurus kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Poin kedua, Dewan Pembina PSI meminta penentuan bakal capres dari partainya diambil dengan mempertimbangkan nama bakal calon wakil presiden (cawapres). Termasuk mencermati gugatan soal usia minimal capres-cawapres dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum (Pemilu).
"Bila MK mengabulkan Uji Materi LBH PSI dan ada kandidat, anak muda berusia minimal 35 tahun yang memiliki kapasitas dan kapabilitas sebagai calon wakil presiden, maka selayaknyalah DPP PSI memberikan dukungan kepada kandidat calon wakil presiden tersebut," ujar Grace.
Ketiga, suara 38 DPW PSI terpecah mendukung dua nama bakal capres, yakni Ganjar dan Prabowo Subianto. Namun ada aspirasi lain, agar PSI tak dulu mengambil sikap soal Pilpres 2024.
Keempat, PSI menilai bahwa Jokowi telah membawa Indonesia menjadi negara maju yang diakui dunia internasional. Maka, capres-cawapres yang didukung partainya adalah dua sosok yang harus mampu menghadirkan keberlanjutan dari kepemimpinan Jokowi.
"Indonesia tidak boleh mundur ke belakang karena salah dalam memilih Presiden, tidak ada pilihan lain selain maju bersama capres dan cawapres yang berkomitmen melanjutkan program Presiden Jokowi. Jokowisme dalam nilai dan tindakan," ujar Grace.