REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Iran meluncurkan drone buatan dalam negeri terbaru pada Selasa (23/8/2023). Pesawat nirawak ini diklaim dapat terbang di ketinggian yang lebih tinggi dan untuk durasi yang lebih lama dengan kemampuan senjata yang ditingkatkan.
Drone "Mohajer-10" diperkenalkan pada sebuah upacara di Teheran yang dihadiri oleh Presiden Ebrahim Raisi. Perilisan armada terbaru ini merayakan pencapaian industri pertahanan Iran.
"Angkatan bersenjata kami yang kuat akan memotong tangan siapa pun yang terlibat dalam agresi terhadap Iran," kata kantor berita semi-resmi pemerintah Iran Fars mengutip pernyataan Raisi.
Watch: Iran unveils a new domestically built #drone ‘Mohajer-10,’ that can fly at a higher altitude for a longer duration with enhanced weapon capacity, according to state media.
Read more: https://t.co/S8nyuHD7oz#Iran pic.twitter.com/BUB4Hppuar
— Al Arabiya English (@AlArabiya_Eng) August 22, 2023
Drone baru itu adalah versi upgrade dari "Mohajer-6". Armada sebelumnya itu oleh pejabat AS dituduh dijual Iran ke Rusia untuk digunakan dalam perang Ukraina, meksi tuduhan ini telah dibantah Iran.
Pesawat nirawak baru ini, menurut laporna kantor berita resmi pemerintah Iran IRNA, dapat terbang hingga durasi maksimum 24 jam di ketinggian 7.000 meter. Drone tersebut memiliki jangkauan operasional 2.000 kilometer.
Dengan fitur itu, Mohajer-10 dapat melakukan perjalanan dengan kecepatan hingga 210 kilometer per jam dan dilengkapi dengan sistem elektronik dan intelijen yang diperbarui. Kendaraan udara tanpa berawak itu juga memiliki muatan kargo hingga 300 kilogram, dua kali lipat dari model sebelumnya.
Peningkatan ini memungkinkan Mohajer-10 membawa semua jenis bom dan amunisi. Pembaru ini dua kali lipat bobot dan kapasitas durasi penerbangan Mohajer-6 yang dapat menampung 150 kilogram senjata dan terbang selama 12 jam. Model sebelumnya juga memiliki ketinggian penerbangan lebih rendah 5.400 meter dan kecepatan 200 kilometer per jam.