Rabu 23 Aug 2023 09:47 WIB

Salwan Momika Ketakutan Ditinju dan Ditendang Pemuda di Swedia

Seorang pria menggunakan sarung tinju memukul dan menendang Salwan Momika

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
  Salwan Momika (L), originally from Iraq, sets fire to a copy of the Koran as a counter-protester (R) tries to put out the fire, outside the Iranian Embassy in Lidingo, Stockholm, Sweden, 18 August 2023.
Foto: EPA-EFE/Fredrik Sandberg/TT
Salwan Momika (L), originally from Iraq, sets fire to a copy of the Koran as a counter-protester (R) tries to put out the fire, outside the Iranian Embassy in Lidingo, Stockholm, Sweden, 18 August 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, STOCKHOLM -- Seorang pemuda melawan pelaku pembakaran Alquran di Swedia, Salwan Momika. Video yang menunjukan pria yang tidak diketahui sosoknya itu menggunakan sarung tinju ini tersebar luas di media sosial.

Dalam klip singkat dari Aljazirah yang dikutip pada Rabu (23/8/2023) terlihat pemuda yang menggunakan jaket olahraga berwarna biru itu mencoba memukul Momika. Serangan itu pun sempat mengenai muka imigran asal Irak ini. Bahkan, Momika pun berhasil ditendang beberapa kali.

Baca Juga

Klip lain menunjukan, pria tersebut mendapatkan perlawanan Momika. Malah di satu kesempatan, Momika mengambil sebuah papan menu di depan restoran yang menjadi latar belakang kejadian. Momika yang ketakutan dan berusaha melindungi dirinya sendiri dianggap lucu oleh beberapa penonton karena suara tawa yang terdengar di latar video.

Peristiwa ini kemungkinan besar akibat dari tindakan Momika yang melakukan penistaan terhadap Alquran berulang kali. Insiden penodaan Alquran terbaru terjadi pada 14 Agustus di luar Istana Kerajaan Swedia di ibu kota Stockholm.

Peristiwa ini menandai kejadian kedua dalam beberapa minggu dengan pelaku yang diidentifikasi sebagai Momika dan Salwan Najem. Tindakan ini dilindungi oleh peraturan kebebasan berpendapat di Swedia.

Selama insiden tersebut, Momika dan Najem terlibat dalam penodaan Alquran secara teatrikal sambil menggunakan megafon untuk memprovokasi pengunjuk rasa tandingan. Menurut laporan, beberapa orang dalam kerumunan merespons dengan megafon juga, mengakibatkan kedua pria tersebut sebagian besar ditenggelamkan oleh para pengunjuk rasa tandingan.

Tindakan pembakaran Alquran ini telah banyak mendatangkan penentangan. Bahkan pemerintah Swedia mendapatkan tekanan, termasuk dari Barat, atas gejolak yang muncul.

Pada Maret, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell menyatakan kembali penolakan yang kuat dan tegas terhadap segala bentuk hasutan untuk kebencian dan intoleransi agama. "Penodaan Alquran, atau buku lain yang dianggap suci, adalah ofensif, tidak sopan dan provokasi yang jelas," kata Borrell menegaskan ekspresi rasisme dan intoleransi tidak memiliki tempat di blok Eropa.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement