REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Indonesia akan mencapai masa kejayaannya pada tahun 2045. Hal itu terjadi saat bonus demografi terjadi. Pada saat itu, sebanyak lebih dari 70 persen warganya berusia produktif mulai 15-64 tahun.
“Pada masa itu, mereka yang berusia produktif paling berperan mewarnai dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara,” kata Ketua ASFA Foundation Komjen Pol (Pur) Syafruddin Kambo dalam acara Pengarahan Optimalisasi Pendayagunaan Dana Zakat Lazis ASFA di Jakarta pada Rabu (23/8/2023)
Para pemuda nantinya yang menjadi CEO, menempati posisi direksi, menginisiasi, dan menjalankan berbagai program strategis. Mereka yang menghadirkan kebijakan dan menjalankan kepemimpinan.
Dalam keadaan itu, Wakil Kapolri 2016-2018 itu menjelaskan Indonesia dan dunia pada umumnya dihadapkan pada tantangan kemajuan teknologi. Kecerdasan buatan semakin berkembang. Robot juga semakin berperan. Dua hal ini akan banyak menggantikan manusia, sehingga menyebabkan peranan manusia berkurang karena digantikan keduanya.
Selain itu ada tantangan ideologi, politik, pertahanan, keamanan, ekonomi, transnasional, kemanusiaan, dan persoalan perbatasan. Semua tantangan ini nantinya berpotensi mengakibatkan kontraksi atau benturan.
Bagaimana dengan Indonesia dalam situasi demikian? Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2018-2019 itu menjelaskan, Indonesia merupakan negara strategis. Lokasinya berada di antara Samudera Pasifik dan Hindia. Jumlah penduduknya adalah keempat terbesar di dunia setelah Cina 1,425 miliar penduduk, India 1,43 miliar warga, dan Amerika Serikat 1,42 miliar penduduk. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk Indonesia mencapai 278,69 juta jiwa.
“Indonesia punya potensi besar jadi negara maju dan dihormati bangsa lain di dunia,” kata Syafruddin.
Untuk menuju kejayaan Indonesia 2045, pihaknya melalui ASFA berkomitmen untuk berkontribusi menyiapkan SDM berkualitas sekecil apapun.
Tahun 2045 merupakan momentum yang strategis. Selain mengalami bonus demografi, Indonesia juga mencapai hari jadinya yang ke-100. Pada saat itu sudah seratus tahun usia Indonesia. Masa yang sangat matang.
Syafruddin menjelaskan, sudah tidak lama waktu menuju 2045 atau hanya 22 tahun. Dalam waktu dua dekade lagi, Indonesia akan mencapai masa yang paling matang. “Dan harus diingat, masa itu hanya sekali terjadi dan tidak akan terulang lagi,” kata Syafruddin.
Kalaupun terjadi lagi, maka itu bergeser ke kawasan lain. Tidak lagi di Indonesia.
Yang harus dilakukan untuk menghadapi situasi tersebut adalah melakukan investasi SDM. Harus mulai mempersiapkan generasi muda yang nantinya menjadi penerus bangsa. Mereka harus disiapkan menjadi pembangun ekonomi, politik, dan menjaga pertahanan negara.
Ulama merupakan komunitas yang harus dipersiapkan, sehingga bangsa dan negara tetap berada pada keluhurannya. Ulama adalah komunitas yang nantinya akan merekatkan elemen bangsa dan menguatkan persatuan.
Selain itu, berbagai SDM yang menekuni berbagai keahlian dan profesi juga harus disiapkan. Dengan begitu, bangsa Indonesia akan hadir sebagai bangsa yang berlimpah SDM berkualitas. “Kita mampu untuk itu, kita mampu mewujudkan Indonesia emas,” kata Syafruddin.
Penyaluran Rp 61 miliar
Lembaga Amil Zakat Infak dan Sedekah (Lazis) Assalam Fil Alamin (ASFA) sudah menyalurkan Rp 61 miliar dana zakat dari para muzakki. Jumlah dana tersebut sudah disalurkan sejak Oktober 2022 hingga Oktober tahun ini.
Lihat halaman berikutnya >>>