Rabu 23 Aug 2023 11:33 WIB

Pro Kontra Grup WhatsApp Orang Tua Mahasiswa, Ini Komentar Pandji Pragiwaksono

Kontroversi adanya grup WhatsApp orang tua dan kampus ramai di X.

Rep: Santi Sopia/ Red: Natalia Endah Hapsari
 Isu adanya WhatsApp Group (WAG) orang tua dengan pihak kampus menjadi perbincangan hangat warganet di linimasa Twitter (X)./ilustrasi
Foto: Unsplash
Isu adanya WhatsApp Group (WAG) orang tua dengan pihak kampus menjadi perbincangan hangat warganet di linimasa Twitter (X)./ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Isu adanya WhatsApp Group (WAG) orang tua dengan pihak kampus menjadi perbincangan hangat warganet di linimasa Twitter (X). Isu tersebut diunggah pertama kali oleh akun Rizki Salminen yang mengeluhkan WAG yang terkesan disalahgunakan.

Mending bubarin aja dah itu grup orang tua I** kalau isinya jadi pada nyerang mahasiswa. Atau lebih bagus lagi, ga usah bikin grup orang tua-orang tuaan buat mahasiswa dah,” tulis Rizki, dikutip Rabu (3/8/2023).

Baca Juga

Menurut dia, usia mahasiswa terbilang sudah dewasa. Mereka sudah memiliki KTP, SIM, dan memiliki hak pilih. 

“Yang berarti mereka seharusnya udah bisa memilah sendiri cara pandang, opini dan ideologi. Kalau gak bisa, ya salah lu orang tua pada mendidik secara pasif,” lanjut postingan tersebut,” tulis akun tersebut.

Postingan tersebut ramai ditanggapi. Sebagian menganggap tidak ada urgensi WAG orang tua dengan pihak kampus. 

Banyak yang berpikiran serupa bahwa WAG orang tua di kampus tidak penting, gabut dan kocak. Namun, sebagian ada yang menganggap wajar, meski hal ini juga sempat menjadi isu hangat.

Dari dulu jg udah ada Ikatan Orang Tua mahasiswa ITB, tp ya sifatnya bukan saling berhubungan antar ortu lebih kearah ngasih tau kegiatan,perkembangan kampus,penggalangan dana untuk beasiswa,bahkan laporan nilai IP untuk mahasiswa ITB,” tulis seorang warganet.

Atau ada pula yang menyebut perlu, sebab banyak mahasiswa yang menipu orang tua ataupun kampus. Pelawak tunggal Tanah Air, Pandji Pragiwaksono terpantau meninggalkan komentar. “TKP di mana ni?,” tanya Pandji.

Komentar Pandji dibalas dengan sebuah video yang telah dihapus. Postingan tersebut telah diminta dihapus oleh pihak kampus.

Tapi deskripsinya: cowok pake sarung diatas lutut biar keliatan kayak rok dan ga keliatan "manly", ga pake makeup. Dan mengingat ini I**, itumah average cowok FSRD,” tulis @tilehopper.

The need to control every aspect of their children's life is just so.....so....annoying. Ditambah pembukaannya yang panjang lebar penuh basa basi dan isinya penuh retorika. Udah jadi dokter gigi spesialis masih gitu aja mikirnya. Capek banget deh,” tulis warganet yang menanggapi postingan keluhan soal WAG ini.

Lucu bgt hhhhhh. Ini tipe ortu yg kyknya bakal gk rela klo misal anaknya ngulang matkul, trus komplen ke dosennya,” tulis yang lain.

Lucu bgt hhhhhh. Ini tipe orang yang ngeliat orang selalu berpakaian merah langsung ngira dia orang partai, alias lu gampang banget generalisir sama kayak para ortu itu,” balas warganet lainnya.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement