Rabu 23 Aug 2023 13:54 WIB

Kecerdasan Anak Berkebutuhan Khusus Ternyata Bisa Ditingkatkan, Ini Caranya

Memiliki kebutuhan khusus bukanlah hambatan untuk memaksimalkan potensi diri.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Natalia Endah Hapsari
Memiliki keterbatasan atau kebutuhan khusus bukanlah hambatan untuk memaksimalkan potensi diri. Namun, butuh peran serta orang tua untuk membantu anak berkebutuhan khusus agar potensi diri maksimal.
Foto: Republika.co.id
Memiliki keterbatasan atau kebutuhan khusus bukanlah hambatan untuk memaksimalkan potensi diri. Namun, butuh peran serta orang tua untuk membantu anak berkebutuhan khusus agar potensi diri maksimal.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Memiliki keterbatasan atau kebutuhan khusus bukanlah hambatan untuk memaksimalkan potensi diri. Akan tetapi, dibutuhkan peran serta orang tua untuk membantu anak berkebutuhan khusus agar bisa memaksimalkan potensi mereka.

Hal ini pula yang dirasakan oleh Nurul Qomariyah sebagai pengidap sindrom Asperger. Menurut WebMD, sindrom Asperger merupakan bagian dari gangguan spektrum autisme (ASD). Para dokter kerap menyebut sindrom Asperger sebagai jenis ASD yang high functioning atau berfungsi tinggi.

Baca Juga

Kondisi ini membuat Nurul memiliki keterbatasan dalam bersosialisasi dan berkomunikasi secara efektif saat bersekolah. Nurul juga kesulitan untuk membaca ekspresi wajah orang lain. "Saya bisa melihat orang lain tapi tidak memiliki kemampuan membaca ekspresi mereka," jelas Nurul dalam jumpa pers bersama Mensa Indonesia, di Jakarta, Selasa (22/8/2023).

Namun dengan dukungan penuh dari orang tuanya, Nurul berhasil mengatasi hambatan dan keterbatasan tersebut. Nurul pun berhasil memaksimalkan potensi dirinya di bidang sosial dan humaniora. Kini, Nurul aktif bekerja sebagai dosen paruh waktu di salah satu universitas swasta di Indonesia.

Tak hanya itu, Nurul juga tergabung dalam komunitas intelektual Mensa Indonesia. Mensa merupakan komunitas global yang menghimpun individu dengan kemampuan intelektualitas luar biasa atau dengan skor IQ dua persen teratas.

"Dengan keterbatasan ini, saya bisa masuk Mensa, saya bisa menjadi analis, saya bisa menjadi dosen," lanjut Nurul.

Berdasarkan pengalaman pribadinya, Nurul menilai salah satu hal penting untuk bisa mengembangkan potensi diri adalah menyadari bahwa tiap orang memiliki keunikannya sendiri. Oleh karena itu, Nurul menganjurkan agar orang-orang tidak membandingkan diri sendiri dengan orang lain.

Selain itu, Nurul juga menyoroti pentingnya dukungan dan peran serta orang tua dalam memaksimalkan potensi diri anak, khususnya anak dengan kebutuhan khusus. Menurut Nurul, orang tua dengan anak berkebutuhan khusus tidak perlu berkecil hati. "Orang tua, kalau anaknya punya kondisi khusus, jangan langsung berkecil hati atau marah sama anaknya," ungkap Nurul.

Hal pertama yang sebaiknya dilakukan oleh orang tua adalah menerima kondisi anak mereka yang memiliki keterbatasan. Setelah itu, orang tua bisa memfasilitasi anak mereka sebaik mungkin untuk mengatasi keterbatasan tersebut.

Nurul mengatakan, orang tuanya dulu melakukan beragam cara agar bisa membantunya bersosialisasi dan berkomunikasi dengan baik. Salah satunya adalah dengan memberikan buku-buku bergambar yang berkaitan dengan cara berkomunikasi. "Saya jadi tahu kalau mau ngomong sama orang, lihat mata. Dulu saya nggak bisa fokus. Sekarang sudah bisa karena sudah terapi," tambah Nurul.

Setelah memfasilitasi anak, hal lain yang dapat dilakukan oleh orang tua adalah tidak memburu-buru anak. Akan lebih baik bila orang tua menghargai tiap perkembangan atau tahapan yang berhasil diraih oleh anak mereka. "(Selain itu) jangan paksa anak untuk menjadi sesuatu yang tidak mereka inginkan," ujar Nurul.

Terkait anak dengan kebutuhan khusus, Mensa Indonesia juga secara konsisten melakukan advokasi agar dapat mengakomodir anak dengan kebutuhan khusus. Salah satu inisiatif penting yang saat ini sedang memasuki tahap eksplorasi adalah Pengayaan Modul program Guru Penggerak oleh Mensa Indonesia.

Director of Strategic Partnership Mensa Indonesia, Budi Handoko, mengungkapkan bahwa program ini bertujuan untuk memberikan informasi dan panduan mengenai cara mengoptimalkan potensi intelektual semua murid, termasuk murid dengan kebutuhan khusus. Program yang menonjolkan pendekatan yang inklusif ini diharapkan dapat menjadi bagian integral dari pencapaian Visi Indonesia Emas 2045. "Kami yakin bahwa semua anak memiliki potensi unik yang perlu diakui dan didukung," ujar Budi.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement