REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar bedah onkologi dari Perhimpunan Bedah Onkologi Indonesia dr Walta Gautama Said Tehuwayo, SpBSubsp, Onk(K), mengatakan, benjolan menjadi satu tanda kanker payudara yang paling sederhana untuk dikenali selain luka. Kemudian, keluarnya cairan dari puting.
"90 persen itu benjolan. Sisanya, ada keluar cairan dari puting, luka di puting. Nomor satu ada benjolan yang padat dan keras, tidak rata permukaannya," kata dia di Jakarta, Rabu (23/8/2023).
Walta berpendapat, apabila benjolan itu terasa kenyal dan permukaannya licin dan rata saat diraba, umumnya itu merupakan tumor jinak. Namun, jika benjolan itu padat, keras, dan tidak bisa ditentukan pinggirannya, biasanya pertanda kanker. Walau begitu, pemeriksaan melibatkan tenaga medis disarankan untuk menegakkan diagnosis.
Menurut dia, benjolan tanpa disertai tanda-tanda lain kemungkinan masih stadium dini atau belum terlambat untuk mendapatkan perawatan demi pulih. Tanda-tanda yang mengarah pada kanker payudara stadium lebih tinggi, antara lain luka di puting tidak sembuh-sembuh padahal sudah lebih dari enam bulan, keluar cairan merah atau kecoklatan, puting tertarik ke dalam, kulit puting menebal, kemudian ada perubahan pada payudara misalnya kemerahan, cekungan seperti lesung pipi dan payudara tampak seperti kulit jeruk.
"Stadium awal itu ukuran tumor untuk menentukan stadium kalau kurang dari 5 cm, (payudara) belum kayak kulit jeruk, kalau kemerahan itu masih stadium II b. Orang datang ada benjolan, denial belum ada puting ketarik, padahal itu yang terlambat," ujar Walta.
Menurut Walta, umumnya wanita membutuhkan waktu satu hingga tiga bulan untuk memberanikan diri periksa ke dokter atau tenaga medis usai menemukan benjolan. Mereka, sambung dia, kebanyakan usai berselancar di internet guna mencari tanda kanker payudara lalu melihat tak ada masalah pada puting, menganggap kondisinya masih normal, padahal sudah ada benjolan.
"Merasa puting masih normal. Padahal tidak semuanya (begitu). Mengapa puting tertarik, karena (kanker) menarik puting. Kalau berada di saluran ASI, dia tarik makanya putingnya tertarik. Kalau dia (kanker) tidak berhubungan dengan puting, dia tidak akan menarik puting," KATA Walta.
Dia lalu mengingatkan para wanita melakukan pemeriksaan payudara sendiri atau SADARI, yakni meraba payudara. Waktu terbaik seorang wanita melakukan SADARI, yaitu saat hari ke-7 sampai 10 setelah haid hari pertama atau untuk memudahkan mengingat, bisa tiga atau empat hari setelah haid selesai.