REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Menteri Dalam Negeri Ukraina Ihor Klymenko mengatakan, sedikitnya dua pekerja pendidikan tewas dan tiga orang lainnya terluka dalam serangan Rusia ke sebuah sekolah di Kota Romny di timur laut Ukraina pada hari Rabu. Ia mengatakan dua pekerja sekolah lainnya masih berada di bawah reruntuhan.
Kota Romny merupakan bagian dari wilayah Sumy. Foto-foto yang dibagikan Klymenko di aplikasi kirim-pesan Telegram menunjukkan tim layanan darurat darurat membawa jenazah dengan tandu.
Pemerintah militer setempat mengatakan drone yang ditembakkan Rusia menghantam sekolah tersebut pada pukul 10.05 pagi waktu setempat.
"Gedung sekolah hancur, dan ini terjadi tepat sebelum tahun ajaran baru, yang sayangnya tidak akan pernah dimulai untuk beberapa orang," kata ombudsman hak asasi manusia Ukraina, Dmytro Lubinets, melalui Telegram, Rabu (23/8/2023).
Laporan tentang serangan tersebut belum dapat verifikasi. Rusia membantah sengaja menargetkan warga sipil dan infrastruktur sipil.
Perang Rusia di Ukraina telah menelan begitu banyak korban. Kantor berita Reuters mencatat jumlah korban tewas di kedua belah pihak sangat besar, dengan perkiraan mulai dari puluhan ribu hingga ratusan ribu.
Biaya ekonomi perang juga terus meningkat, dengan sanksi yang diberlakukan negara-negara Barat menghantam ekonomi Rusia dengan keras. Perang menghancurkan infrastruktur Ukraina dan jutaan orang di negara itu terpaksa mengungsi dari rumah mereka.
PBB memperkirakan lebih dari 5 juta orang Ukraina telah meninggalkan rumah mereka sejak perang dimulai, dan lebih dari 8 juta orang mengungsi di dalam negeri. Dana Moneter Internasional memperkirakan ekonomi Rusia akan mengalami kontraksi 10 persen pada tahun 2023, dan ekonomi Ukraina akan berkontraksi 35 persen.