Rabu 23 Aug 2023 22:07 WIB

Jadi Produsen Sawit Terbesar Dunia, Indonesia Justru Kalah dari Dua Negara Ini

Minyak sawit yang diekspor Malaysia ke Belanda adalah sawit dari Indonesia.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Fuji Pratiwi
Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia menggelar workshop untuk awak media dengan tema HGU Perkebunan Sawit dan Kawasan Hutan yang digelar di Bandung, Jawa Barat, Rabu (23/8/2023).
Foto: Republika/Dea Alvi Soraya
Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia menggelar workshop untuk awak media dengan tema HGU Perkebunan Sawit dan Kawasan Hutan yang digelar di Bandung, Jawa Barat, Rabu (23/8/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Berdasarkan data United States Departement of Agriculture (USDA), Indonesia menjadi negara produsen minyak sawit terbesar di dunia, dengan produksi CPO mencapai 45,5 juta metrik ton (MT) pada periode 2022/2023. Meski begitu, nyatanya keuntungan dari kegiatan ekspor sawit justru lebih banyak dinikmati oleh Malaysia dan Belanda. 

Akademisi dan peneliti Lembaga Penyelidikan Ekonomi Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) Eugenia Mardanugraha mengungkapkan, sejak 2017, ekspor sawit Indonesia ke Malaysia selalu lebih besar dari ekspor sawit Malaysia ke Belanda. Namun, sejak 2020, nilai ekspor sawit dari Indonesia makin menurun, sedangkan ekspor dari Malaysia ke Belanda makin meningkat.

Baca Juga

Usut punya usut, seluruh sawit yang diekspor Malaysia ke Belanda berasal dari Indonesia. Alhasil, Malaysia dan Belanda mendapatkan keuntungan lebih besar dibandingkan Indonesia sekali produsen terbesar sawit. 

"Semua minyak sawit yang diekspor Malaysia ke Belanda adalah sawit dari Indonesia. Ini kita berbagi rezeki kepada Malaysia dan Belanda. Jadi, Belanda itu menikmati perdagangan sawit Indonesia, mereka juga yang menghambat kemajuan industri sawit di Indonesia ini," kata Eugenia dalam Workshop GAPKI bertajuk 'HGU Perkebunan Sawit dan Kawasan Hutan' yang digelar di Bandung, Jawa Barat, Rabu (23/8/2023). 

Lebih lanjut, dia menyebut ada setidaknya 62 negara yang melakukan kegiatan ekspor sawit, padahal mereka bukan produsen sawit, melainkan negara pedagang perantara. Ada pula lima negara yang memproduksi, tapi tidak mengekspor, dan ada 43 negara yang merupakan produsen sekaligus eksportir. 

Eugenia menerangkan, Indonesia dan Malaysia termasuk negara produsen sekaligus eksportir, sementara Belanda hanya negara pedagang perantara. Namun, Belanda merupakan negara yang paling banyak melakukan perdagangan minyak sawit. Malaysia, di sisi lain, juga melakukan perdagangan sawit yang diperoleh dari Indonesia. 

"Jadi, Belanda itu negara enggak punya sawit, tetapi dia berdagang sawit. Belanda itu enggak cuma sendiri, ada 61 negara lainnya yang melakukan itu. Jadi, dia itu impor dari Indonesia, kemudian dijual lagi ke negara lain," ungkapnya.

Eugenia menyebut rata-rata impor minyak sawit Malaysia dari Indonesia pada 2010-2022 sebesar 934.067 ton per tahun. Tahun 2021 menjadi tahun dengan tonase impor terbanyak, 1.015.239 ton, sementara impor Belanda dari Malaysia hanya sebesar 638.219 ton.

"Artinya, seluruh minyak sawit yang dijual oleh Malaysia ke Belanda berasal dari Indonesia," ungkapnya. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement