Rabu 23 Aug 2023 22:36 WIB

Gubernur Diusir Mahasiswa UIN Bukittinggi, Begini Klarifikasi Pemprov Sumbar

Pemprov Sumbar sesalkan aksi penolakan Gubernur Mahyeldi

Rep: febrian Fachri / Red: Nashih Nashrullah
Tangkapan Layar Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) UIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi mengusir Gubernur Sumatra Barat, Mahyeldi, dari acara Pengenalan Budaya Akademik Kampus (PBAK) di Student Center UIN Bukittinggi, Selasa (22/8/2023).
Foto: Tangkapan Layar
Tangkapan Layar Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) UIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi mengusir Gubernur Sumatra Barat, Mahyeldi, dari acara Pengenalan Budaya Akademik Kampus (PBAK) di Student Center UIN Bukittinggi, Selasa (22/8/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG- Kepala Biro Administrasi Pimpinan Pemerintah Provinsi Sumatra Barat, Mursalim, menyayangkan tindakan Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Universitas Islam Negeri (UIN) Sjech M Djamil Jambek Bukittinggi yang menolak kedatangan Gubernur Sumbar, Mahyeldi saat acara Pengenalan Budaya Akademik Kampus (PBAK) pada Selasa (22/8/2023) kemarin.

Mursalim mengatakan, mahasiswa menolak kedatangan Gubernur terkait masalah Proyek Strategis Nasional (PSN) di Air Bangis. Padahal menurut Mursalim, Pemprov Sumbar sudah dengan tangan terbuka untuk berdiskusi membahas persoalan wacana PSN tersebut.

Baca Juga

"Sebelumnya kami tidak tahu. Kalau kemarin jelas yang menjadi alasan mereka adalah itu (masalah demo PSN). Kan bisa kita diskusikan secara baik-baik tentang bagaimana duduk permasalahannya, tidak mesti dengan aksi seperti kemarin," kata Mursalim, Rabu (23/8/2023).

Mirsalim menilai dengan adanya insiden itu, terkesan seperti memang ada niat untuk mempermalukan Gubernur Sumbar.

Mursalim juga membantah informasi yang menyebutkan Gubernur Sumbar diusir sejumlah mahasiswa saat akan mengisi sebuah acara di kampus tersebut. 

Baca juga: 10 Makanan yang Diharamkan dalam Islam dan Dalil Larangannya

“Tidak ada (Gubernur) diusir, itu keliru. Memang ada insiden, kami hanya melihat tapi kami tidak mengetahui apa yang menjadi permasalahan utamanya, karena memang apa yang mereka suarakan tidak begitu jelas terdengar, saat itu suasana begitu riuh," ucap Mursalim.

Dia melanjutkan begitu terjadi keriuhan ada sejumlah mahasiswa melakukan aksi di dalam Aula Student Center UIN Bukittinggi, Gubernur Mahyeldi meminta izin keluar untuk sholat ashar.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement