Kamis 24 Aug 2023 07:25 WIB

Indonesia Berpotensi Besar Jadi Negara Maju dan Dihormati Bangsa Lain

Lazis ASFA berkomitmen menghasilkan SDM berkualitas.

Ketua ASFA Foundation Syafruddin Kambo memberikan kenangan kepada pakar ziswaf dari Universitas Al Azhar Mesir Dr Musthofa Dasuki Kisbah
Foto: dok web
Ketua ASFA Foundation Syafruddin Kambo memberikan kenangan kepada pakar ziswaf dari Universitas Al Azhar Mesir Dr Musthofa Dasuki Kisbah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Lembaga Amil Zakat Infak dan Sedekah (Lazis) Assalam Fil Alamin (ASFA) mengadakan pertemuan Optimalisasi Pendayagunaan Dana Zakat di Jakarta pada Rabu (24/8/2023). Acara itu dihadiri oleh pengurus Yayasan dan Lazis ASFA, amil, para kiai pimpinan pondok pesantren/lembaga mitra salur.

Lazis ASFA berkomitmen menyiapkan SDM berkualitas untuk menghadapi kejayaan Indonesia pada 2045. Kejayaan Indonesia ditandai pada kurun waktu tahun 2030 - 2045 dimana terdapat 70 persen warganya berusia produktif antara 15-62 tahun.

Baca Juga

“Pada masa itu, mereka yang berusia produktif paling berperan mewarnai dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara,” kata Ketua ASFA Foundation Komjen Pol (Pur) Syafruddin Kambo.

Para pemuda nantinya yang menjadi CEO perusahaan, menempati posisi direksi, menginisiasi, dan menjalankan berbagai program strategis bangsa Indonesia, imbuhnya.

Wakapolri periode 2016-2018 itu menjelaskan bahwa Indonesia dan dunia pada umumnya dihadapkan pada tantangan kemajuan teknologi, di mana kecerdasan buatan semakin berkembang, robot juga semakin berperan. Dua hal ini akan banyak menggantikan manusia, sehingga menyebabkan peranan manusia berkurang karena digantikan keduanya.

"Indonesia merupakan negara strategis dari sisi geografis dan jumlah penduduk, jika potensi ini dikelola dengan baik, maka Indonesia akan menjadi negara maju," katanya menegaskan.

“Indonesia punya potensi besar jadi negara maju dan dihormati bangsa lain di dunia,” kata Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi periode 2018-2019.

Untuk menuju kejayaan Indonesia 2045, pihaknya melalui Lazis ASFA berkomitmen untuk berkontribusi menyiapkan SDM berkualitas.

Lazis ASFA telah menyalurkan lebih dari Rp 60 miliar dana zakat kepada para mustahik dengan tepat sasaran, melalui pendekatan program; pendidikan, kemanusiaan, ekonomi, kesehatan dan sosial dakwah. Jumlah dana tersebut sudah disalurkan sejak Oktober 2022 hingga Juli 2023 tahun ini.

Wakil Ketua Lazis ASFA KH Anizar Masyhadi menjelaskan dana sebanyak itu disalurkan kepada lebih dari 110 ribu jiwa penerima manfaat di 25 provinsi Indonesia dan tujuh negara.

“Penekanan Lazis ASFA adalah untuk percepatan dan pengembangan SDM yang berbasis pada penguatan lembaga pesantren, sekolah  dan ormas Islam, dimana para penerima beasiswa nantinya akan kembali pada lembaga pendidikan yang ada di Indonesia, selain juga untuk fakir, miskin dan asnaf lainnya," kata Anizar.

Ketua Baznas Prof. Noor Achmad mengapresiasi peran Lazis ASFA yang berkontribusi melawan kemiskinan dan kebodohan secara nyata. “Apa yang telah kita saksikan atas peran Lazis ASFA selama ini sangat menggembirakan, dan Baznas sangat salut, bangga dan mengapresiasi," katanya.

Prof. Noor Ahmad menambahkan bahwa amil adalah orang yang menyelamatkan manusia dan kemanusiaan. "Terdapat 36 juta penduduk Indonesia yang miskin, 4.5 jutanya adalah miskin ekstrim, ini menjadi tantangan bagi seluruh lembaga zakat untuk ikut serta mengentaskannya dari kemiskinan," kata dia.

Ketua Baznas juga meminta agar tasarruf benar-benar kuat dan tepat sasaran, dengan berpegang teguh pada prinsip kaidah 3A; Aman Syar'i, Aman Regulasi dan Aman NKRI.

Senada, Dirjen Bimas Islam dan Direktur Pemberdayaan Zakat Wakaf Kemenag RI Prof. Dr. Kamaruddin Amin dan Prof. Dr. Waryono Abdul Ghofur juga memberikan apresiasi dan penghargaan atas capaian dan langkah kongkrit Lazis ASFA dalam menjalankan programnya yang komprehensif dan tepat sasaran, serta terus berkoordinasi dengan Kemenag RI.

Sementara Dr. Mustafa Dasuki menekankan pentingnya peran zakat dan wakaf dalam kehidupan manusia, khususnya umat Islam. Dasuki menekankan bahwa amil zakat harus berjiwa amanah dan memiliki jiwa keikhlasan dan keterpanggilan yang tinggi terhadap problematika umat Islam.

Dr. Mustafa Dasuki juga mengapresiasi Lazis ASFA yang telah berkolaborasi dengan Al-Azhar Kairo, menurutnya bahwa dengan bekerjasamanya Lazis ASFA dengan Al-Azhar akan menambah keberkahan dan kepercayaan umat.

Acara ditutup dengan doa yang dipimpin oleh Sekjen MUI Pusat Dr. KH. Amisyah Tambunan, turut mengamini para hadirin dalam pertemuan sebagai mitra salur di berbagai daerah antara lain pimpinan pondok pesantren/lembaga; Termas, Tebu Ireng, Al-Anwar Sarang, Al-Hikmah 1, Gontor, Al-Ikhlas Taliwang dan Kuningan, Tazakka, Pabelan, Al-Iman, Al-Mizan, Manahinussadat, Darel Azhar, Aisyiah IBS Bojonegoro, Care Day Condong Catur Sleman, Pandaya, Talenta, BKPRMI.

Selain narasumber di atas, acara ini juga dihadiri Direktur Pemberdayaan Zakat Wakaf Kemenag RI Prof Waryono Abdul Ghofur, Pakar Zakat Wakaf dari Al-Azhar Kairo Dr. Mustafa Dasuki, Pengawas Irjen Pol (Purn) Mas Guntur Laupe. Lainnya adalah Dewan Pengawas Syariah; KH Anang Rikza, Ph.D., Dr. KH. Amirsyah Tambunan, Dr. KH. Zulkifli Muhadli, KH Luqman Hakim At-Tarmasi, Sekretaris Yayasan ASFA M Rafil Perdana, Wakil Ketua dan Sekretaris Lazis ASFA KH. Anizar Masyhadi, SS dan M. Adil Triansyah, BCM.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement