REPUBLIKA.CO.ID, SOLOK -- Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Solok, Sumatra Barat, memberikan bantuan pemenuhan gizi kepada anak berisiko stunting dalam sebagai bentuk dukungan Program Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS). Kepala Kantor Kemenag Kota Solok, Mustafa, mengatakan kegiatan tersebut untuk mendorong percepatan penanganan dan pencegahan stunting di Solok.
"Selain itu, kegiatan tersebut juga menindaklanjuti surat kepala BKKBN dan gubernur Sumbar dalam rangka percepatan penurunan angka stunting di Kota Solok," kata dia, Rabu (23/8/2023).
Program BAAS merupakan program nasional dalam meningkatkan gizi anak-anak yang mempunyai masalah tumbuh kembang pada usia bawah dua tahun (baduta). Apabila status gizi anak di bawah dua tahun kurang optimal perkembangannya, baduta akan mengalami stunting.
Sedangkan jika anak telah stunting, ia tidak bisa lagi mengalami peningkatan status ke gizi secara normal. Seandainya kasus stunting cepat diketahui di bawah usia dua tahun, maka pemulihannya akan cepat.
Anak dua tahun yang mengalami stunting akan dilakukan pemberian makanan tambahan (PMT). Kantor Kemenag Kota Solok mendapatkan lokasi keikutsertaan program itu di salah satu keluarga di Kelurahan Kampai Tabu Karambia.
"Kami sebagai manusia hanya bisa berusaha dan berdoa semoga apa yang kita lakukan, bisa memberikan perubahan terhadap anak kami, KS (sasaran program) dalam usia 15 bulan," ujar dia.
Melalui kerja sama tersebut, Kantor Kemenag Kota Solok ikut serta memantau perkembangan baduta ini dan memberikan bantuan berupa makanan pokok. "Bantuan tersebut diberikan selama enam bulan ke depan, setelah itu Kantor Kemenag akan melaksanakan evaluasi terhadap kenaikan BB (berat badan) baduta yang mendapat bantuan," ucap dia.
Penyerahan bantuan penanganan anak berisiko stunting dari Kepala Kantor Kemenag Kota Solok Mustafa tersebut disambut positif Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Solok, Ardinal, di rumah keluarga KS di Kelurahan Kampai Tabu Karambia.