REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Turunnya surat Al Lahab merupakan pengingat bagi umat bahwa siapapun yang memusuhi Nabi Muhammad akan mendapatkan laknat Allah. Kisah ini bermula dari permusuhan keluarga Abu Lahab kepada Nabi Muhammad usai beliau mendapat wahyu sebagai Nabi dan Rasul.
Istri Abu Lahab bernama Arwa binti Harb bin Umayya, yang merupakan salah satu penentang kuat bagi Nabi Muhammad SAW. Nama populernya adalah Ummu Jamil. Dia putri dari harb, pemimpin besar Suku Quraisy.
Garis keturunan tersebut membuat Ummu Jamil disegani dan menonjol di sukunya. Lalu dia menikahi Abu Lahab yang tak lain adalah paman Nabi Muhammad SAW. Ummu Jamil dan Abu Lahab punya enam anak, yaitu Utbah, Utaiba, Muattab, Al-Durra, Al-Uzza, dan Khalidah.
Ummu Jamil sempat mengambil batu dan melemparkannya ke arah Nabi Muhammad SAW dengan niat menyakiti. Ummu Jamil mendesak putranya, Utbah dan Utaibah untuk menceraikan putri Nabi Muhammad SAW.
Dikutip dari buku Biografi Utsman bin Affan tulisan Ali Muhammad Ash shanabi, sebelum dinikahkan dengan Utsman bin Affan, Rasulullah telah menikahkan Ruqayah dengan Utbah bin Abu Lahab. Sedang adiknya, Ummu Kultsum, dinikahkan dengan Utaibah bin Abu Lahab.
Tatkala Allah menurunkan surat Al-Masad, "Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan benar-benar binasa dia! Tidaklah berguna baginya hartanya dan apa yang dia usahakan. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak (neraka). Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar (penyebar fitnah). Di lehernya ada tali dari sabut yang dipintal." (Al-Masad (Al Lahab) : 1-5)
Mendengar ayat ini dibacakan, maka ayah dan ibu Utbah dan Utaibah, Abu Lahab dan Jamil binti Harb bin Umayyah berkata kedua anaknya, "Kalian ceraikan dua putri Muhammad." Kemudian Utbah menceraikan Ruqayah binti Rasulullah dan Utaibah menceraikan Ummu Kultsum binti Rasulullah sebelum mereka sempat melakukan hubungan badan dengan istrinya, sebagai bukti bahwa Allah memuliakan Ruqayah dan Ummu Kultsum dan menghinakan kedua putra Abu Lahab."
Ketika Utsman bin Affan mendengar Ruqayah diceraikan oleh Utbah bin Abu Lahab, maka Utsman menyambutnya dengan penuh suka cita. Dengan segera, Utsman berkhitbah kepadanya dan Rasulullah lalu menikahkan Ruqayah dengan Utsman; Ummul Mukminin Khadijah kemudian mengantarkan putrinya, Ruqayah, bertemu suaminya.
Setelah Ruqayyah wafat, Ummu Kultsum menikah dengan Utsman bin Affan. Ummul Mukminin Aisyah binti Abu Bakar menceritakan kisah pernikahan Ummu Kultsum dengan Utsman bin Affan.
Ia mengatakan, "Ketika Nabi menikahkan putrinya Ummu Kultsum, beliau bersabda kepada Ummu Aiman, "Persiapkanlah putriku Ummu Kultsum dan antarkanlah kepada Utsman serta iringilah dengan rebana." Ummu Aiman melaksanakan perintah Rasulullah.
Kemudian beliau datang kepada Ummu Kultsum setelah tiga hari. Beliau bertanya, "Wahai putriku, bagaimana kamu mendapati suamimu?" Ummu Kultsum menjawab, "Ia adalah sebaik-baik suami?"
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah berhenti di pintu masjid dan bersabda, "Wahai Utsman, ini Jibril memberitahukan kepadaku bahwa sesungguhnya Allah telah menikahkanmu dengan Ummu Kultsum dengan maskawin yang sama dengan maskawin Ruqayyah dan mempergaulinya sama dengan mempergauli Ruqayah." Hal ini terjadi pada tahun tiga Hijriyah, bulan Rabiul Awal dan Utsman mengumpulinya pada bulan Jumadil Akhir.