Kamis 24 Aug 2023 14:44 WIB

Masuk Kota Yogyakarta, Kecepatan Kendaraan Dibatasi 40 Km per Jam

Aturan ini untuk menekan potensi kecelakaan lalu lintas.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq
Pengendara melintas di kawasan Tugu Pal Putih, Yogyakarta.
Foto: Antara/Hendra Nurdiyansyah
Pengendara melintas di kawasan Tugu Pal Putih, Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Yogyakarta meminta agar pengendara untuk menaati aturan batas kecepatan kendaraan maksimal 40 kilometer per jam di Kota Yogyakarta. Aturan ini sudah diterapkan di Kota Yogyakarta yang mengacu pada UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ).

"Aturan itu bukan hal yang baru, padahal aturan itu sudah lama," kata Sekretaris Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Yogyakarta, Golkari Made Yulianto kepada Republika, Kamis (24/8/2023).

Yulianto mengatakan, aturan ini diterapkan di seluruh wilayah perkotaan yang ada di Kota Yogyakarta. Aturan ini berlaku untuk kendaraan roda dua maupun kendaraan roda empat.

Diterapkannya aturan batas kecepatan kendaraan ini untuk menekan potensi kecelakaan lalu lintas di Kota Yogyakarta. Terlebih, volume kendaraan di Kota Yogyakarta cukup besar dibandingkan dengan kapasitas jalan yang dimiliki.

"Tentu kita harus melihat kondisi, kita tahu di Kota Yogyakarta lalu lintasnya cukup padat, volume kendaraannya cukup besar. Sementara kapasitas jalan kita tidak bertambah, dan juga ada hambatan samping berupa ada kegiatan parkir dan lain sebagainya," ungkap Yulianto.

Bahkan, di beberapa ruas jalan ada yang dibatas kecepatan kendaraan maksimal hanya 30 kilometer per jam. Untuk itu, ia meminta agar masyarakat mentaati aturan ini guna menekan fatalitas kecelakaan lalu lintas di Kota Yogyakarta.

"Untuk mengantisipasi agar potensi kecelakaan bisa ditekan, dan potensi fatalitas kecelakaan bisa ditekan, maka kita batasi kecepatan kendaraan di Kota Yogya itu maksimal 40 kilometer per jam. Bahkan ada ruas jalan yang hanya kita batasi maksimal 30 kilometer per jam, dan penerapan itu sudah cukup lama dari 2013," jelasnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement