REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) memastikan tekanan inflasi terus menurun. Bahkan, Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan inflasi semakin terkendali dalam sasaran tiga plus minus satu persen.
"Inflasi IHK Juli 2023 tercatat rendah yaitu 3,08 persen secara tahunan yang menurun dari inflasi Juni 2023 sebesar 3,52 persen," kata Perry dalam konferensi pers RDG Bulanan BI Agustus 2023, Kamis (24/8/2023).
Dia menjelaskan, penurunan inflasi terjadi di seluruh kelompok. Inflasi inti turun menjadi 2,43 persen secara tahunan dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 2,58 persen.
Perry menegaskan, hal tersebut sejalan dengan permintaan yang terkelola. Begitu juga dengan ekspektasi inflasi yang terjaga serta imported inflation yang rendah.
Dia menuturkan, kelompok pangan bergejolak (volatile food) bahkan juga mengalami deflasi sebesar 0,03 persen secar tahunan dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 1,20 persen. Hal tersebut sejalan dengan kesuksesan GNPIP di berbagai daerah.
BI juga mencatat inflasi kelompok administered prices juga terus menurun menjadi 8,42 persen secara tahunan dari perkembangan bulan sebelumnya sebesar 9,21 persen. "BI meyakini setelah bulan ini, setelah efek mendasar dari administered prices hilang maka inflasi administered prices akan rendah," ungkap Perry.
Perry memastikan, rendahnya inflasi sebagai hasil nyata dari konsistensi kebijakan moneter. Selain itu juga eratnya sinergi pengendalian inflasi antara Bank Indonesia dan pemerintah pusat dan daerah dalam TPIP dan TPID.
"Dengan perkembangan tersebut, Bank Indonesia meyakini inflasi tetap terkendali dalam kisaran tiga plus minus satu persen pada sisa tahun 2023 dan 2,5 plus minus satu persen pada 2024," kata Perry.