REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) menyampaikan sejumlah upaya yang dilakukan untuk meningkatkan inklusi ekonomi dan keuangan masyarakat di daerah perkotaan dan pedesaan.
"Kami mengembangkan proyek untuk mempromosikan inklusi ekonomi dan keuangan di pedesaan dan perkotaan," kata Kepala Departemen Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan Perlindungan Konsumen Bank Indonesia Yunita Resmi Sari dalam Seminar OJK tentang Inklusi Ekonomi yang digelar Bank Indonesia, Jakarta, Kamis (24/8/2023).
Dalam seminar yang diadakan sebagai bagian dari rangkaian acara Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (AFMGM), Yunita menyampaikan bahwa kesenjangan tingkat inklusi dan tingkat literasi keuangan di perkotaan dan pedesaan sangat kecil. Jadi, hampir tidak ada perbedaan antara daerah perkotaan dan pedesaan dalam hal inklusi keuangan dan tingkat literasi keuangan.
Namun, jika dibedakan antara provinsi satu dengan lainnya, terdapat kesenjangan yang besar antara provinsi dengan tingkat inklusi keuangan tertinggi dan provinsi dengan tingkat inklusi keuangan terendah. Hal itu bisa dihat dari penggunaan metode pembayaran QRIS di Indonesia yang telah mencapai sekitar 36 juta. Jika dibedakan berdasarkan wilayah, Jawa tercatat mendominasi penggunaan QRIS secara keseluruhan.