Kamis 24 Aug 2023 17:25 WIB

Kemenperin: Hilirisasi Cokelat Bernilai Tambah Hingga 1.500 Persen

Pemerintah mendorong produksi cokelat artisan karena digemari wisman.

Red: Fuji Pratiwi
Petani mengeringkan biji kakao yang telah difermentasi di Kebun Coklat Desa Ekasari, Jembrana, Bali, Rabu (23/2/2022).
Foto: Antara/Fikri Yusuf
Petani mengeringkan biji kakao yang telah difermentasi di Kebun Coklat Desa Ekasari, Jembrana, Bali, Rabu (23/2/2022).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengungkapkan besarnya potensi ekonomi hilirisasi kakao menjadi cokelat artisan bean to bar atau yang sering juga dikenal sebagai craft chocolate bernilai tambah tinggi.

Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Putu Juli Ardika menyebut, produk cokelat artisan bean to bar memiliki nilai tambah berkisar 700 persen hingga 1.500 persen sedangkan produk cokelat lainnya berkisar 100 persen hingga 300 persen.

Baca Juga

Produk craft chocolate sangat digemari oleh wisatawan mancanegara dan kalangan menengah atas di dalam negeri. "Karena craft chocolate menghasilkan produk dengan rasa yang unik yang didukung dengan cerita tertentu yang berasal dari daerah tertentu", ujar Putu lewat keterangan di Jakarta, Kamis (24/8/2023).

Cokelat artisan biasanya diproses dari biji yang berasal dari daerah tertentu (single origin). Kisalnya craft bean to bar dari Ransiki (Papua), Berau (Kalimantan Timur), atau Jembrana (Bali) dan lain-lain. Saat ini, terdapat 31 perusahaan atau produsen cokelat artisan dengan kapasitas 1.242 ton per tahun.