REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Seorang Muslim bisa saja mendapat murka Allah SWT karena dosa-dosa yang telah dilakukannya. Maka hendaknya dia bersegera bertaubat karena Allah SWT membuka pintu taubat yang seluas-seluasnya bagi hamba-Nya yang bertaubat.
Ada beberapa amalan agar kita sebagai Muslim terhindar dari murka Allah SWT.
Pertama adalah dengan mensyukuri segala nikmat yang diberikan Allah SWT. Bentuk syukur ini bisa berupa ucapan maupun dengan perbuatan.
Allah SWT berfirman:
مَا يَفْعَلُ اللّٰهُ بِعَذَابِكُمْ اِنْ شَكَرْتُمْ وَاٰمَنْتُمْۗ وَكَانَ اللّٰهُ شَاكِرًا عَلِيْمًا ۔
"Allah tidak akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman. Dan Allah Maha Mensyukuri, Maha Mengetahui." (QS An Nisa ayat 147)
Lisan yang basah dengan ungkapan-ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT, adalah salah satu cara agar Allah SWT memberikan rezeki yang berlimpah dan berkah.
Dengan syukur itu jugalah, setan tidak mudah menggoda seorang Muslim untuk menghambur-hamburkan rezeki. Misal sampai membelanjakan sesuatu yang tidak bermanfaat. Orang yang bersyukur membelanjakan harta untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan untuk ketaatan kepada Allah SWT.
Dalam hadits yang diriwayatkan dari Aisyah RA, yang berkata:
كان رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ ، إذا صلَّى ، قام حتى تفطَّر رجلاه . قالت عائشةُ : يا رسولَ اللهِ ! أتصنعُ هذا ، وقد غُفِر لك ما تقدَّم من ذنبك وما تأخَّرَ ؟ فقال ” يا عائشةُ ! أفلا أكونُ عبدًا شكورًا
"Jika Rasulullah SAW melaksanakan sholat, beliau SAW biasa berdiri sampai kaki beliau bengkak." Lalu Aisyah bertanya kepada Nabi SAW, "Wahai Rasulullah, mengapa engkau sampai melakukan ini, padahal dosa-dosa engkau diampuni, baik dosa yang lalu ataupun yang akan datang."
Kemudian Rasulullah SAW bersabda, "Wahai Aisyah, bukankah semestinya aku menjadi hamba yang bersyukur?" (HR Bukhari dan Muslim)
Cara selanjutnya agar Allah SWT tidak murka, yaitu dengan bersedekah. Dalam hadits yang diriwayatkan dari Anas bin Malik, dia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ الصَّدَقَةَ لَتُطْفِئُ غَضَبَ الرَّبِّ وَتَدْفَعُ عَنْ مِيتَةِ السُّوءِ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ مِنْ هَذَا الْوَجْهِ
"Sedekah itu memadamkan murka Tuhan dan menghindarkan seseorang dari kematian yang buruk." (HR Tirmidzi)
Sedekah adalah ibadah yang tidak hanya ditujukan bagi mereka yang memiliki kelebihan harta, tetapi juga bagi setiap Muslim, apapun pekerjaannya. Dalam riwayat Abu Mas'ud yang tercantum dalam Shahih Muslim, dikisahkan bagaimana sejumlah pekerja kasar bersedekah.
Abu Mas'ud berkata, "Kami diperintahkan Rasulullah SAW agar bersedekah, dan kami hanya sebagai pekerja kasar (kuli)." Selain itu, Abu 'Uqail kemudian bersedekah setengah gantang, dan yang lain pun mengikutinya, dengan menyedekahkan apa saja namun lebih banyak (lebih banyak dari setengah gantang).
Orang-orang munafik melihat sedekah yang diberikan oleh para sahabat yang bekerja sebagai kuli itu, lalu berkata, "Sungguh Allah itu Maha Kaya. Dia tidak membutuhkan sedekah ini dan itu. Mereka melakukan ini semua hanya karena riya."
Disebabkan ucapan orang-orang munafik tersebut, turunlah ayat berikut ini:
"(Orang munafik) yaitu mereka yang mencela orang-orang beriman yang memberikan sedekah dengan sukarela dan yang (mencela) orang-orang yang hanya memperoleh (untuk disedekahkan) sekedar kesanggupannya, maka orang-orang munafik itu menghina mereka. Allah akan membalas penghinaan mereka, dan mereka akan mendapat azab yang pedih." (QS At Taubah ayat 79)