Kamis 24 Aug 2023 18:47 WIB

Warga Karawang Minta Proyek KCIC tidak Bongkar Jembatan Parungnala

Keberadaan jembatan ini menjadi pembuka keterisolasian warga Tegallega.

Keberadaan jembatan yang membelah Sungai Citarum itu adalah akses penghubung antara warga desa.
Foto: antara
Keberadaan jembatan yang membelah Sungai Citarum itu adalah akses penghubung antara warga desa.

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Warga Kampung Parungnala Kabupaten Karawang berharap, agar PT Sinohydro, perusahaan konstruksi dalam proyek Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), tidak membongkar jembatan darurat yang dimanfaatkan warga untuk beraktivitas.

Salah seorang warga Kampung Parungnala, Desa Tegallega, Kecamatan Ciampel, Ny Titin (56 tahun) mengatakan, kalau keberadaan jembatan yang membelah Sungai Citarum itu adalah akses penghubung antara warga desa.

Dia mengatakan, kalau itu merupakan jembatan penghubung antara Karawang (Tegallega) dengan Purwakarta via Kecamatan Jatiluhur.

"Anak-anak kami bisa sekolah ke lokasi yang paling dekat, yakni Kecamatan Babakan Cikao atau Jatiluhur, Purwakarta. Kami juga bisa ke pasar di Purwakarta dan menjual hasil pertanian dengan mudah. Intinya, jembatan ini sangat membantu," kata Titin.

Disebutkan kalau jembatan tersebut dibangun sejak ada proyek pembangunan jalur kereta cepat. Namun, pada 17 Agustus 2023, warga menerima kabar kalau PT Sinohydro akan membongkar jembatan penghubung itu.

Ia mengaku, kalau kabar itu cukup mengagetkan. Sehingga warga menolak rencana pembongkaran jembatan tersebut. "Tolong bantu kami. Kami sangat butuh jembatan ini. Jembatan ini jangan sampai dibongkar," kata Titin.

Kepala Desa Tegallega, Kecamatan Ciampel, Endang Suhayat mengatakan, keberadaan jembatan ini menjadi pembuka keterisolasian warga Tegallega. Bahkan, dari 3.500 warga di desanya, 90 persennya mengakses jembatan itu untuk ke Purwakarta, karena lebih dekat.

"Tujuannya macam-macam, ada yang sekolah, bekerja, berobat, ke pasar sampai menjual hasil bumi. Aksesnya melalui Jembatan Parungnala ini. Sebelum ada jembatan ini, itu kami terisolasi. Karena ke mana-mana harus menggunakan perahu dengan menyeberangi Sungai Citarum," kata Endang.

Pihaknya dari pemerintah desa sebelumnya telah melayangkan surat ke Pemkab Karawang agar membantu warga dalam mempertahankan jembatan itu.

Dari Pemkab Karawang, sudah turun surat melalui Sekda Acep Jamhuri, jika jembatan itu harus dipertahankan. Namun, lanjut Endang, pihak PT Sinohydro kekeuh mau membongkar jembatan itu.

Sekda Karawang Acep Jamhuri, mengatakan, pihaknya sudah mengeluarkan surat yang ditujukan ke PT Sinohydro dan juga KCIC. Merujuk pada surat dari Kepala Desa Tegallega, jika warga desa itu sangat membutuhkan jembatan di Kampung Parungnala tersebut.

"Kami, atas nama pemerintah daerah meminta supaya jembatan itu tidak dibongkar. Karena sangat membantu mobilitas warga, untuk sekolah, bekerja dan lainnya," kata Acep.  

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement