REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekonom Senior INDEF dan Dosen IPB University Prof Bustanul Arifin mengatakan perusahaan swasta perlu meningkatkan kepedulian dalam pelestarian keanekaragaman hayati di daerah sekitar wilayah operasinya. Hal itu tidak hanya bertujuan untuk sekadar berpartisipasi pada program pemerintah, tapi juga untuk perbaikan tingkat kebersaingan (competitiveness) dan keberlanjutan (sustainability) atau kepedulian bagi masa depan generasi mendatang.
"Kita harus memberikan apresiasi yang besar bagi perusahaan ekstraktif yang mengusahakan fasilitas pengelolaan keanekaragaman hayati di daerah operasionalnya dan mendukung program pemerintah," kata Prof Arifin, dikutip siaran pers, Kamis (24/8/2023).
Sejalan dengan tuntutan itu, untuk melestarikan lingkungan sekaligus mengekstraksi sumber daya alam, perusahaan pertambangan perlu memprioritaskan praktik yang bertanggung jawab, menggunakan teknologi yang lebih bersih, dan secara aktif terlibat dalam usaha menjaga kestabilan ekologis lingkungan pertambangan. Kebijakan pelestarian alam yang banyak dilakukan dan membutuhkan investasi yang tidak sedikit adalah dengan mengintegrasikan aspek keberlanjutan ke dalam semua kegiatan operasi pertambangan.
Termasuk pendirian Taman Keanekaragaman Hayati (Kehati) Sawerigading Wallacea oleh PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) sebagai usaha untuk memastikan ekosistem asli tetap terjaga dan menjaga biodiversitas di daerah tambang. Tujuannya adalah untuk mencapai keseimbangan antara ekstraksi sumber daya dan pelestarian lingkungan, memastikan masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan untuk generasi mendatang.
Taman Kehati Sawerigading Wallacea menghadirkan pertambangan hijau yang terintegrasi.
"Terlepas kegiatan pertambangan telah menggerakkan ekonomi masyarakat sekitar dan memberikan keuntungan besar bagi perusahaan, masih ada penambang besar yang masih acuh untuk menjaga keanekaragaman flora dan fauna di wilayah operasinya," kata Prof Bustanul Arifin.
Di era yang mementingkan aspek keberlanjutan (sustainability), sudah saatnya perusahaan tambang ikut andil dalam usaha pelestarian biodiversitas di Indonesia. Salah satu yang dapat dilakukan adalah dengan mendirikan fasilitas Taman Kehati yang bisa juga dapat dijadikan sebagai tempat rekreasi, edukasi, dan olahraga bagi warga sekitar lokasi tambang.
Kementerian Lingkungan Hidup dan dan Kehutanan (KLHK) telah menjadikan fasilitas Taman Kehati Sawerigading Wallacea sebagai salah satu kesuksesan pengelolaan lahan tambang yang berkelanjutan. Salah satunya adalah Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan Dalam Pengelolaan Lingkungan (PROPER) yang telah dipuji oleh Bank Dunia sebagai tindakan efektif dalam menjaga keanekaragaman hayati.
Setelah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada akhir Maret 2023, Taman Keanekaragaman Hayati (Kehati) Sawerigading resmi dibuka untuk publik. Taman Kehati Sawerigading Wallacea adalah fasilitas yang dikembangkan dari Nursery PT Vale. Taman Kehati menjadi sarana konservasi flora dan fauna, sarana edukasi keanekaragaman hayati, tempat rekreasi, dan sarana olahraga jogging.
"Taman Kehati Sawerigading Wallacea Merupakan sebuah fasilitas terpadu yang merupakan komitmen kami untuk mewujudkan pertambangan terintegrasi, dengan menjaga keanekaragaman hayati. Taman Kehati memiliki area terkelola 15 hektar dan area pengembangan 60 hektar. Taman ini terintegrasi dengan fasilitas Pusat Persemaian (nursery) berkapasitas 700 ribu bibit per tahun di atas lahan seluas 2,5 hektare. Bibit dari fasilitas ini sangat penting untuk revegetasi," kata CEO PT Vale Indonesia Tbk, Febriany Eddy.
Taman Kehati juga memiliki Arboretum dengan koleksi 74 jenis pepohonan lokal dan endemik. Arboretum adalah suatu tempat berbagai pohon ditanam dan dikembangbiakkan untuk tujuan penelitian. Bibit dari Arboretum telah didonasikan ke berbagai daerah melalui sejumlah kegiatan penghijauan yang diselenggarakan perusahaan.