REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Penistaan tehadap Nabi Muhammad SAW tidak pernah berhenti. Ada banyak pihak yang sengaja mendegradasi kemulian Rasulullah SAW.
Dalam tradisi Islam Nabi Muhammad SAW, dipandang sebagai figur meta-historis. Minimal ada tiga metode pengukuhan kemetahistorisannya.
Pertama, seseorang baru berlabel Muslim bila ia, tak hanya mengakui Allah SWT sebagai Tuhan, tetapi juga Muhammad sebagai Rasulullah (utusan Allah). Artinya, kesadaran kemuhammadan merupakan kesadaran Islam itu sendiri.
Tidak aneh bila oknum-oknum yang mencoba menistakan Islam berupaya meluluh-lantakkan, meruntuhkan citra luhur Nabi Muhammad. Penghinaan terhadap Nabi Muhammad adalah penghinaan terhadap Islam karena menyangkut kesadaran diri (self consciousness) kaum Muslim.