REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Dolar AS menguat terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Kamis (24/8/2023) karena data menunjukkan bahwa pengajuan tunjangan pengangguran kembali turun pada pekan lalu. Jumlah orang Amerika yang mengajukan tunjangan pengangguran turun pekan lalu sebesar 10.000 menjadi 230.000 untuk pekan yang berakhir 19 Agustus, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Kamis (24/8/2023).
Dolar AS melonjak setelah rilis data tersebut. Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,55 persen menjadi 103,9863 pada akhir perdagangan.
Komentar sebelumnya dari mantan Presiden Federal Reserve St Louis James Bullard menegaskan bahwa percepatan kembali dapat meningkatkan tekanan pada inflasi, sehingga membuat The Fed tidak mungkin mulai menurunkan suku bunga dalam waktu dekat.
Selain itu, Indeks Aktivitas Nasional Fed Chicago yang dirilis pada Kamis (24/8/2023) naik menjadi 0,12 pada Juli dari negatif 0,33 pada Juni. Angka di atas nol menunjukkan aktivitas ekonomi tumbuh melampaui rata-rata tren historisnya.
Sementara itu, Simposium Jackson Hole sedang berlangsung, dan para investor menantikan pidato pertama dari para gubernur bank sentral terkemuka di negara-negara paling maju di dunia, terutama pidato Ketua Fed Jerome Powell yang dijadwalkan pada Jumat pagi.
Pada akhir perdagangan New York, euro turun menjadi 1,0809 dolar AS dari 1,0858 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,2607 dolar AS dari 1,2716 dolar AS.
Dolar AS dibeli 145,8610 yen Jepang, lebih tinggi dari 144,7830 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS meningkat menjadi 0,8845 franc Swiss dari 0,8778 franc Swiss, dan meningkat menjadi 1,3575 dolar Kanada dari 1,3542 dolar Kanada. Dolar AS menguat menjadi 10,9889 krona Swedia dari 10,9193 krona Swedia.