REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Lembaga Amil Zakat Infak dan Sedekah (Lazis) Assalam Fil Alamin (ASFA) mengadakan pertemuan Optimalisasi Pendayagunaan Dana Zakat, yang dihadiri oleh pengurus Yayasan dan Lazis ASFA, amil, para kiai pimpinan pondok pesantren/lembaga sebagai mitra salur zakat ASFA di hotel Grand Sahid Jaya Jakarta (23/8).
Acara dihadiri oleh Ketua Yayasan ASFA Syafruddin Kambo, Ketua Baznas RI Prof Noor Ahmad, Dirjen Bimas Islam Prof Kamaruddin Amin, Direktur Pemberdayaan Zakat Wakaf Kemenag RI Prof Waryono Abdul Ghofur, Pakar Zakat Wakaf dari Al-Azhar Kairo Mustafa Dasuki, Pengawas Mas Guntur Laupe, Dewan Pengawas Syariah; KH Anang Rikza, KH. Amirsyah Tambunan, KH. Zulkifli Muhadli, KH. Luqman Hakim At-Tarmasi, Sekretaris Yayasan ASFA M. Rafil Perdana, Wakil Ketua dan Sekretaris Lazis ASFA KH. Anizar Masyhadi, SS dan M. Adil Triansyah.
Lazis ASFA berkomitmen menyiapkan SDM berkualitas untuk menghadapi kejayaan Indonesia pada 2045. Kejayaan Indonesia ditandai pada kurun waktu tahun 2030 - 2045 dimana terdapat 70 persen warganya berusia produktif antara 15-62 tahun.
“Pada masa itu, mereka yang berusia produktif paling berperan mewarnai dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara,” kata Ketua ASFA Foundation Syafruddin Kambo.
Para pemuda nantinya yang menjadi CEO perusahaan, menempati posisi direksi, menginisiasi, dan menjalankan berbagai program strategis bangsa Indonesia, imbuhnya.
Haji Syafruddin menjelaskan bahwa Indonesia dan dunia pada umumnya dihadapkan pada tantangan kemajuan teknologi, dimana kecerdasan buatan semakin berkembang, robot juga semakin berperan. Dua hal ini akan banyak menggantikan manusia, sehingga menyebabkan peranan manusia berkurang karena digantikan keduanya.
"Indonesia merupakan negara strategis dari sisi geografis dan jumlah penduduk, jika potensi ini dikelola dengan baik, maka Indonesia akan menjadi negara maju," ucapnya
“Indonesia punya potensi besar jadi negara maju dan dihormati bangsa lain di dunia,” kata Syafruddin.
Untuk menuju kejayaan Indonesia 2045, pihaknya melalui Lazis ASFA berkomitmen untuk berkontribusi menyiapkan SDM berkualitas
Lazis ASFA telah menyalurkan lebih dari Rp 60 miliar dana zakat kepada para mustahik dengan tepat sasaran, melalui pendekatan program; pendidikan, kemanusiaan, ekonomi, kesehatan dan sosial dakwah. Jumlah dana tersebut sudah disalurkan sejak Oktober 2022 hingga Juli 2023 tahun ini.
Wakil Ketua Lazis ASFA KH Anizar Masyhadi menjelaskan dana sebanyak itu disalurkan kepada lebih dari 115 ribu jiwa penerima manfaat di 25 provinsi Indonesia dan 7 negara.
“Penekanan Lazis ASFA adalah untuk percepatan dan pengembangan SDM yang berbasis pada penguatan lembaga pesantren, sekolah dan ormas Islam, dimana para penerima beasiswa nantinya akan kembali pada lembaga pendidikan yang ada di Indonesia, selain juga untuk fakir, miskin dan asnaf lainnya", tegas Anizar
Ketua Baznas Prof. Noor Achmad mengapresiasi peran Lazis ASFA yang berkontribusi melawan kemiskinan dan kebodohan secara nyata. “Apa yang telah kita saksikan atas peran Lazis ASFA selama ini sangat menggembirakan, dan Baznas sangat salut, bangga dan mengapresiasi", imbuhnya.
Prof. Noor Ahmad menambahkan bahwa amil adalah orang yang menyelamatkan manusia dan kemanusiaan. "Terdapat 36 juta penduduk Indonesia yang miskin, 4.5 jutanya adalah miskin ekstrim, ini menjadi tantangan bagi seluruh lembaga amil zakat untuk ikut serta mengentaskannya dari kemiskinan", imbuhnya
Ketua Baznas juga meminta agar tasarruf benar-benar tepat sasaran, dengan berpegang teguh pada prinsip kaidah 3A; Aman Syar'i, Aman Regulasi dan Aman NKRI.
Prof Noor Ahmad juga menyampaikan bahwa ke depan, harus dipetakan dan dikoordinasikan bersama antara Baznas dengan seluruh lembaga amil zakat dalam pemetaan dan distribusi zakat, hal demikian agar lebih merata dan tepat sasaran serta membawa dampak yang lebih cepat dan sangat positif bagi para mustahik.
Senada, Dirjen Bimas Islam dan Direktur Pemberdayaan Zakat Wakaf Kemenag RI Prof Kamaruddin Amin dan Prof Waryono Abdul Ghofur juga memberikan apresiasi dan penghargaan atas capaian dan langkah kongkrit Lazis ASFA dalam menjalankan programnya yang komprehensif dan tepat sasaran, serta terus berkoordinasi dengan Kemenag RI.
Sementara Dr. Mustafa Dasuki menekankan pentingnya peran zakat dan wakaf dalam kehidupan manusia, khususnya umat Islam. Dasuki menekankan bahwa amil zakat harus berjiwa amanah dan memiliki jiwa keikhlasan dan keterpanggilan yang tinggi terhadap problematika umat Islam.
Dr. Mustafa Dasuki juga mengapresiasi Lazis ASFA yang telah berkolaborasi dengan Al-Azhar Kairo, menurutnya bahwa dengan bekerjasamanya Lazis ASFA dengan Al-Azhar akan menambah keberkahan dan kepercayaan umat.
Acara ditutup dengan doa yang dipimpin oleh Sekjen MUI Pusat Dr. KH. Amisyah Tambunan, turut mengamini para hadirin dalam pertemuan sebagai mitra dan petugas salur dana zakat Lazis ASFA di berbagai daerah antara lain pimpinan pondok pesantren/lembaga dan tim teknis dari; Termas, Tebu Ireng, Al-Anwar Sarang, Al-Hikmah 1, Gontor, Al-Ikhlas Taliwang dan Kuningan, Tazakka, Pabelan, Al-Iman, Al-Mizan, Manahinussadat, Darel Azhar, Aisyiah IBS Bojonegoro, Care Day PRA Condong Catur Sleman, Pandaya, Talenta dan BKPRMI.