Jumat 25 Aug 2023 14:58 WIB

Isak Tangis Warnai Penyerahan Jenazah Dosen UIN Solo yang Ditemukan Meninggal di Sukoharjo

Segenap civitas academica melakukan shalat jenazah.

Rep: Muhammad Noor Alfian Choir/ Red: Fernan Rahadi
Isak tangis warnai penyerahan jenazah dosen UIN Solo yang diduga meninggal akibat kekerasan, Jumat (25/8/2023).
Foto: Republika/ Alfian Choir
Isak tangis warnai penyerahan jenazah dosen UIN Solo yang diduga meninggal akibat kekerasan, Jumat (25/8/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, SUKOHARJO -- Penyerahan jenazah almarhumah dosen UIN Raden Mas Said (RMS) Solo Dian Wahyu Silviani kepada pihak keluarga diwarnai Isak tangis. Penyerahan tersebut dilakukan di depan gedung rektorat, Jumat (25/8/2023). 

Pantauan Republika, segenap civitas academica turut serta mendoakan korban yang diduga meninggal lantaran kekerasan di salah satu perumahan di Desa Tempel, Gatak, Sukoharjo tersebut. Isak tangis pun pecah saat pihak kampus membacakan riwayat korban selama hidupnya di kampus. 

Baca Juga

Sebelum diberangkatkan dan diserahkan ke pihak keluarga, segenap civitas academica melakukan shalat jenazah. Setelah itu jenazah diberangkatkan ke bandara Juanda, Surabaya menggunakan perjalanan darat. Kemudian dilanjutkan menggunakan pesawat jet menuju ke kediaman di Mataram, NTB sekitar pukul 10.50 WIB. 

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Muhammad Rahmawan Arifin mengungkapkan duka yang mendalam atas kepergian salah satu civitas academica UIN tersebut.

"Mewakili keluarga besar civitas dan pimpinan UIN Solo mengucapkan belasungkawa yang mendalam atas wafatnya dosen kami, ibu Wahyu Dian Silviani. Kami menyaksikan bahwa almarhumah adalah orang yang baik," katanya, Jumat (25/8/2023). 

Pihaknya juga mengaku sangat kehilangan atas kepergian almarhumah Dian tersebut. Ia juga mendoakan agar almarhumah mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT.  "Hari ini kami merasa sangat kehilangan, dalam sejarah baru kali ini kami kehilangan dosen terbaik kami. Semoga almarhumah khusnul khotimah dan predikat syahidah," kata pria yang akrab dipanggil Ivan tersebut.

Pihaknya juga berkomitmen meneruskan perjuangan almarhumah dalam pembukaan prodi baru. "Dengan berat hati dan permintaan maaf yang sebesar besarnya kami serahkan jenazah kepada keluarga. Harapan kami Insya Allah perjuangan almarhum kami teruskan, pembukaan studi umum akan kami gaungkan. Semoga keluarga diberikan kesabaran dan keikhlasan atas kepergian almarhumah," katanya. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement