Jumat 25 Aug 2023 16:42 WIB

Mulai Overload, Warga Diminta tak Bawa Sampah ke TPS Dua Hari ke Depan

Warga diminta menekan produksi sampah harian dengan lebih bijak dalam mengolah sampah

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Agus Yulianto
Antrean roda pengangkut sampah berisi sampah rumah tangga mengular di TPS Pagarsih, Kota Bandung, Kamis (24/8/2023) sedangkan di TPS Ambon di Jalan Ambon tutup sementara. Hal itu akibat penutupan sementara TPA Sarimukti akibat kebakaran.
Foto: Republika/ M Fauzi Ridwan
Antrean roda pengangkut sampah berisi sampah rumah tangga mengular di TPS Pagarsih, Kota Bandung, Kamis (24/8/2023) sedangkan di TPS Ambon di Jalan Ambon tutup sementara. Hal itu akibat penutupan sementara TPA Sarimukti akibat kebakaran.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Imbas kebakaran yang tak kunjung padam di TPA Sarimukti, membuat DLH Jabar memutuskan untuk menutup sementara akses pembuangan sampah dari wilayah-wilayah, termasuk Kota Bandung. Alhasil, sejumlah tempat pembuangan sementara (TPS) di Kota Bandung dilaporkan mengalami kelebihan kapasitas atau overload. Tak sedikit pula TPS kewilayahan yang memutuskan untuk tutup sementara. 

Hal ini dikonfirmasi oleh Pelaksana Harian (Plh) Wali Kota Bandung Ema Sumarna. Dia mengungkapkan, sudah mulai bertambahnya laporan TPS overload di Kota Bandung. Dia juga mengucapkan permohonan maaf atas terhentinya pengangkutan sampah akibat penutupan sementara TPS. 

"Saat ini ada beberapa TPS yang memang sudah overload, maka kami mohon maaf dengan segala kerendahan hati kepada masyarakat, kami belum bisa melayani (pengangkutan sampah) sebagaimana mestinya karena memang beberapa TPS sekarang sudah overload," kata Ema kepada awak media di Balai Kota Bandung, Jumat (25/8/2023). 

Ema menerangkan, saat ini, Pemkot Bandung tengah bekerja keras untuk melakukan substitusi pengalihan sampah dari TPS overload ke TPS yang memiliki kapasitas lebih besar. Dia juga meminta masyarakat untuk dapat menahan pembuangan sampah ke TPS untuk sementara. 

"Saya berharap warga masyarakat minimal sampai hari minggu, atau dua hari kedepan, bisa lebih bijak untuk tidak membawa sampah ke TPS," kata Ema. 

Gunungan sampah di TPS-TPS yang overload nantinya akan disubstitusi ke TPS yang lebih luas seperti Babakan Siliwangi, TPS Tegallega, dan TPS di Bandung Kulon, jelas Ema. Dia berharap, pola substitusi ini dapat membantu mengurangi gunungan sampah di TPS berkapasitas terbatas. 

"Kedaruratan sampah sudah di depan mata, ya tentu langkah cepatnya harus sama sama kita lakukan. Jadi memang selain kita tingkatkan koordinasi, kita juga sudah lakukan aksi untuk penanggulangan  masalah sampah ini," tegas Ema. 

Ema juga meminta warga untuk mulai menekan produksi sampah harian dengan lebih bijak dalam mengolah sampah. Masyarakat, kata Ema, diharapkan mulai dapat mengoptimalkan pengolahan sampah melalui Kang Pisman maupun Bank Sampah. 

"Bank sampah ini juga kan sudah tersebar di seluruh wilayah kecamatan, saya pikir itu bisa dioptimalkan. Sehingga dengan pola seperti itu kita harapkan produksi sampah tidak seperti biasanya," kata Ema. 

Berdasarkan pantauan, antrean roda pengangkut sampah berisi sampah rumah tangga di tempat pembuangan sampah (TPS) sementara di Jalan Pagarsih, Kota Bandung, terlihat mengular hingga ke badan jalan, Kamis (24/8/2023). Kondisi tersebut sudah berlangsung selama dua hari terakhir. 

Sembilan roda pengangkut sampah berisi sampah rumah tangga pun terlihat berada di pinggir jalan di Jalan Astana Anyar dan belum diangkut. TPS sementara di TPS Ambon terpaksa tutup sementara akibat tidak adanya pengangkutan sampah ke TPA Sarimukti yang ditutup sementara. 

Petugas kebersihan di TPS Pagarsih Hermawan mengatakan, antrean roda pengangkut sampah sudah terjadi sejak dua hari terakhir. Kondisi tersebut akibat tidak adanya pengangkutan sampah ke TPA Sarimukti yang masih mengalami kebakaran. 

"Tos dua dinten (sudah dua hari) antrean. Banyaknya dari Astana Anyar sama Babakan Tarogong," ujar dia saat ditemui di TPS Pagarsih, Kamis (24/8/2023).  

Dia mengatakan, pengiriman sampah dari rumah warga ke TPS pun sementara dihentikan. Sebab, dikhawatirkan menambah antrean dan menganggu arus lalu lintas kendaraan. 

"Ngambil sampah di warga disetop dulu soalnya khawatir numpuk, ke jalan juga khawatir ngeganggu," kata dia. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement