REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Hingga hari ketujuh, Jumat (25/8/2023), kebakaran di TPA Sarimukti yang berlokasi di Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, masih belum bisa dijinakkan. Pemprov Jabar pun terus melakukan berbagai upaya untuk memadamkan api yang melahap sampah di TPA Sarimukti.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil turun langsung memimpin upaya penanganan kebakaran di TPA tersebut. Proses pemadaman, akan menggunakan air yang dicampur dengan bahan kimia.
Hal itu dilakukan karena kandungan gas metan di bawah gunungan sampah menyulitkan proses pemadaman yang sudah berhari-hari dilakukan. "Penanganan pemadaman sudah multidimensi, di darat ada damkar yang airnya akan dicampur dengan cairan kimia karena kebakarannya khusus, ada gas metan yang memperparah," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil saat diwawancarai di Gedung Sate, Jumat (25/8/2023).
Selain itu, menurut Emil, Basarnas dan BNPB juga sedang menyiapkan langkah pemadaman dengan menggunakan helikopter water bombing. Bahkan, rekayasa cuaca juga disiapkan oleh BMKG.
"Water bombing oleh Basarnas dan BNPB sedang berproses, BMKG menunggu ada bibit awan yang sudah siap memindahkan rekayasa cuaca dari Banten ke Sarimukti, tapi kemarin laporan tidak ada awan, tapi hari ini mudah-mudahan ada awan," katanya.
Untuk menangani tumpukan sampah di Bandung Raya sebagai imbas kebakaran TPA Sarimukti, menurut Emil, pihaknya telah menyiapkan lahan penampungan sampah sementara. Luasnya, kurang lebih 5 hektare.
Menurut Emil, tempat penampungan sementara itu berada tak jauh dari TPA Sarimukti. Namun saat ini, pihaknya masih melakukan persiapan insfratruktur agar truk pengangkut sampah bisa masuk ke lokasi penampungan sementara itu.
"Kemudian untuk sampah yang mungkin menunggu sehingga menumpuk, hari ini sudah saya putuskan akan dicari tempat masih di wilayah Sarimukti karena kalau bukan akan ada dinamika dengan masyarakat, itu lebih kompleks lagi. Jaraknya tidak terlalu jauh sehingga masih di zona yang namanya TPA," katanya.
Namun, kata dia, karena tempat sementara ini tidak langsung siap, pihaknya butuh dua hari untuk menjebol tanah dan menyiapkan jalan untuk truk bisa masuk.
"Jadi sampah Bandung Raya paling cepat hari minggu atau paling lambat hari Senin itu sudah bisa buang ke TPA sementara," kata Emil.
Emil juga meminta agar masyarakat ikut membantu upaya penanganan sampah dengan mengurangi produksi sampah rumah tangga.
"Menunggu itu saya imbau masyarakat untuk bersama-sama membantu mengurangi produksi sampah, menahan diri dulu jangan dikit-dikit buang sampah," katanya.