REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Duta Besar Rusia untuk PBB Vasily Nebenzya menyamakan Ukraina dengan kelompok teroris ISIS. Hal itu terlontar ketika Nebenzya mengomentari tentang bagaimana Ukraina memperlakukan warganya sendiri.
“Dan negara mana lagi, selain ISIS yang terkenal kejam, yang secara terbuka mempromosikan metode teroris sebagai kebijakan negara? Negara ini dengan bangga menyerang dan membunuh warga sipil, menggunakan mereka sebagai pelaku bom bunuh diri secara diam-diam, memeras mereka melalui skema siber yang curang, dan memaksa mereka melakukan kejahatan tersebut di negaranya sendiri? Apakah ada banyak negara seperti itu di dunia?” kata Nebenzya dalam pertemuan di Dewan Keamanan PBB, Kamis (24/8/2023), dikutip laman kantor berita Rusia, TASS.
Selain itu Nebenzya menyoroti bagaimana Ukraina secara terbuka terlibat penganiayaan agama. “(Ukraina) melarang gereja kanonik, merampas paroki dan biara, menista tempat-tempat suci, dan menganiaya pendeta karena iman serta keyakinan mereka,” ucapnya.
Sementara itu pada Jumat (25/8/2023) pagi, Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Rusia mengungkapkan, militer negara tersebut berhasil menggagalkan serangan rudal Ukraina di wilayah Kaluga di barat daya Moskow yang membidik fasilitas sipil. “Upaya Kiev menyerang sasaran sipil di wilayah Federasi Rusia dengan rudal digagalkan. Rudal itu terdeteksi dan dihancurkan oleh sistem pertahanan udara di wilayah Kaluga,” katanya.
Kemenhan Rusia tak mengungkap target sipil apa yang dibidik oleh rudal Ukraina. Kaluga berbatasan dengan wilayah Moskow, yang belakangan ini hampir setiap hari menjadi sasaran serangan pesawat nirawak (drone) Ukraina.
Menurut kantor berita TASS, wilayah udara di atas bandara Vnukovo dan Domodedovo di Moskow telah ditutup. Keterangan itu diperoleh TASS mengutip otoritas penerbangan tapi tanpa disertai alasan atau penjelasan tentang penutupan.