Jumat 25 Aug 2023 19:04 WIB

Bersikap Fanatik, Bagaimana Pandangan Islam?

Sikap fanatik berlebihan kerap terjadi di tengah masyarakat.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Muhammad Hafil
Suporter fanatik klub sepak bola (ilustrasi).
Foto: Antara/FB Anggoro
Suporter fanatik klub sepak bola (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sikap fanatik berlebihan kerap terjadi di tengah masyarakat. Bahkan, saking fanatiknya, mereka sampai menciptakan sesuatu yang tidak bermanfaat bagi banyak orang, bahkan kontradiktif terhadap apa yang diserukan oleh sosok yang dipuja itu.

Bagaimana Islam memandang hal tersebut?

Baca Juga

Fanatisme sering kali berujung pada masalah-masalah baru dan menimbulkan ketidakstabilan serta ketidakadilan. Bahkan, jika fanatisme itu berkembang, bisa menciptakan kriminalitas yang memunculkan banyak permasalahan.

Hal itulah yang telah diperingatkan dalam riwayat yang mauquf dan marfu' dari Abdurrahman bin Abdullah bin Mas'ud, dari ayahnya, dia berkata:

مَنْ نَصَرَ قَوْمَهُ عَلَى غَيْرِ الْحَقِّ فَهُوَ كَالْبَعِيرِ الَّذِي رُدِّيَ فَهُوَ يُنْزَعُ بِذَنَبِهِ

"Siapa yang menolong kaumnya bukan di atas kebenaran, maka ia seperti unta yang digiring dengan ditarik ekornya." Ayah Abdullah bin Abdullah berkata, "Aku sampai kepada Nabi SAW saat beliau berada dalam tenda yang terbuat dari kuli, lalu ia menyebutkan sebagimana dalam hadits tersebut" (HR Abu Daud).

Hadits tersebut juga ada dalam Shahih Al Jami', yang diriwayatkan Abdullah bin Mas'ud. Berikut haditsnya:

- من نصر قومَه على غيرِ الحقِّ ، فهو كالبعيرِ الذي تردَّى ، فهو ينزعُ بذَنَبِه

"Siapa pun yang menolong kaumnya bukan di atas kebenaran, ibarat unta yang digiring dengan ditarik ekornya."

Hadits tersebut melarang sikap saling membantu yang ditujukan bukan untuk kebenaran. Hal selain kebenaran yang dimaksud, yaitu kebatilan, kebenaran yang di dalamnya mengandung keraguan, kesombongan, kebodohan, dan fanatisme.

Tapi, jika itu dilakukan, termasuk saling menolong di atas fanatisme, maka ibarat unta yang terjatuh lalu ditarik ekornya untuk digiring. Hal inilah yang menyebabkan manusia jatuh ke dalam kehancuran karena di belakangnya terdapat fanatisme yang menggelikan.

Hadits tersebut sekaligus memberi pesan tentang nihilnya manfaat fanatisme yang mengakibatkan ketidakadilan, kebatilan dan kebinasaan. Ini juga menjadi teguran atas apa yang sering kali terjadi, yaitu penyerangan terhadap sesuatu padahal dirinya tidak tahu apa-apa kecuali fanatismenya.

Allah SWT berfirman, "... Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya" (QS Al Maidah ayat 2).

Sumber

https://www.dorar.net/hadith/sharh/60517

sumber : Dorar.net
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement