REPUBLIKA.CO.ID, TOBOALI -- Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mencatat seluas 300 hektare lahan persawahan kekeringan.
"Ada sekitar 300 hektare lahan persawahan dilanda kekeringan sebagai dampak dari fenomena El Nino," kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Bangka Selatan Risvandika di Toboali, Jumat (25/8/2023).
Ia menjelaskan, empat desa sentra padi sawah yang mengalami kekeringan, yakni Desa Rias, Desa Pergam, Desa Serdang, dan Desa Batu Betumpang. "Musim kemarau panjang membuat debit air di bendungan irigasi mulai berkurang, tidak mencukupi untuk mengairi sawah penduduk sehingga mengalami kekeringan," ujarnya.
Pihaknya terpaksa menggunakan air embung Yamin, embung Pumpung dan bendungan Mentukul, untuk mengatasi kekeringan di empat desa sentra padi sawah tersebut. "Kita juga meminta kepada para penyuluh lapangan untuk memberitahukan kepada petugas jaga pintu air agar melakukan pengaturan air," ujarnya.
Pemanfaatan pompa air harus dioptimalkan agar pengairan bisa digunakan sesuai kebutuhan. "Ini upaya antisipasi dalam keadaan darurat, mudah-mudahan musim kemarau tidak berlangsung lama," ujarnya.
Sawah yang dilanda kekeringan bisa terancam gagal panen jika tidak diatasi dengan cepat. "Justru itu, kita memanfaatkan embung yang ada untuk membantu distribusi air di empat desa sentra padi sawah itu," ujarnya.