Jumat 25 Aug 2023 19:59 WIB

300 Hektare Sawah di Bangka Selatan Kekeringan

Sawah yang dilanda kekeringan bisa terancam gagal panen.

Kondisi tanah persawahan yang mengering dan retak-retak di persawahan Desa Krincing, Magelang, Jawa Tengah, Kamis (24/8/2023). Puluhan hektare tanaman padi di Desa Krincing terancam puso dan gagal panen imbas fenomena El Nino yang menyebabkan kemarau lebih kering. Petani mengaku pada musim kemarau tahun lalu masih bisa panen padi karena air irigasi masih mencukupi. Sedangkan tahun ini petani hanya menunggu tanaman padi mati jika dua pekan ke depan tidak ada hujan, sementara air irigasi tidak mampu mengairi. Bahkan, beberapa petani terpaksa memotong tanaman padi yang mengering untuk pakan ternak.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Kondisi tanah persawahan yang mengering dan retak-retak di persawahan Desa Krincing, Magelang, Jawa Tengah, Kamis (24/8/2023). Puluhan hektare tanaman padi di Desa Krincing terancam puso dan gagal panen imbas fenomena El Nino yang menyebabkan kemarau lebih kering. Petani mengaku pada musim kemarau tahun lalu masih bisa panen padi karena air irigasi masih mencukupi. Sedangkan tahun ini petani hanya menunggu tanaman padi mati jika dua pekan ke depan tidak ada hujan, sementara air irigasi tidak mampu mengairi. Bahkan, beberapa petani terpaksa memotong tanaman padi yang mengering untuk pakan ternak.

REPUBLIKA.CO.ID, TOBOALI -- Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mencatat seluas 300 hektare lahan persawahan kekeringan.

"Ada sekitar 300 hektare lahan persawahan dilanda kekeringan sebagai dampak dari fenomena El Nino," kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Bangka Selatan Risvandika di Toboali, Jumat (25/8/2023).

Baca Juga

Ia menjelaskan, empat desa sentra padi sawah yang mengalami kekeringan, yakni Desa Rias, Desa Pergam, Desa Serdang, dan Desa Batu Betumpang. "Musim kemarau panjang membuat debit air di bendungan irigasi mulai berkurang, tidak mencukupi untuk mengairi sawah penduduk sehingga mengalami kekeringan," ujarnya.

Pihaknya terpaksa menggunakan air embung Yamin, embung Pumpung dan bendungan Mentukul, untuk mengatasi kekeringan di empat desa sentra padi sawah tersebut. "Kita juga meminta kepada para penyuluh lapangan untuk memberitahukan kepada petugas jaga pintu air agar melakukan pengaturan air," ujarnya.

Pemanfaatan pompa air harus dioptimalkan agar pengairan bisa digunakan sesuai kebutuhan. "Ini upaya antisipasi dalam keadaan darurat, mudah-mudahan musim kemarau tidak berlangsung lama," ujarnya.

Sawah yang dilanda kekeringan bisa terancam gagal panen jika tidak diatasi dengan cepat. "Justru itu, kita memanfaatkan embung yang ada untuk membantu distribusi air di empat desa sentra padi sawah itu," ujarnya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement