Jumat 25 Aug 2023 20:35 WIB

Penundaan Pengumuman Cawapres Bentuk Keseriusan Ketiga Poros

Pengamat sebut penundaan pengumuman cawapres bentuk keseriusan ketiga poros.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Bilal Ramadhan
Bakal calon Presiden Prabowo Subianto (Kiri), Anies Baswedan (Tengah), Ganjar Pranowo (Kanan).
Foto: Ap/Adek Berry, Republika/Thody Badai
Bakal calon Presiden Prabowo Subianto (Kiri), Anies Baswedan (Tengah), Ganjar Pranowo (Kanan).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Pengamat politik dari Universitas Andalas, Najmuddin Rasul, menilai penundaan pengumuman calon wakil presiden dari ketiga poros yakni Prabowo Subianto, Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo, karena mereka ingin berhati-hati demi menjamin kemenangan Pemilu 2024 mendatang. Menurut Najmuddin, ketiga bacapres ingin memilih sosok cawapres yang dapat mendongkrak suara. 

"Karena Koalisi inginkan paket capresnya menjadi pemenang. Mereka akan menghitung sega kemungkinan, misalnya bagaimana elektabilitas dan popularitas Bacapres yang akan diusung," kata Najmuddin, kepada Republika, Jumat (25/8/2023). 

Baca Juga

Anies Baswedan merupakan nama pertama yang dideklarasikan sebagai capres oleh Partai Nasdem. Menyusul dukungan untuk mantan Gubernur DKI Jakarta itu dari PKS dan Partai Demokrat. Namun, sudah hampir setahun berlalu, Anies belum juga mengumumkan nama cawapres.

Nama-nama yang digadang-gadang akan mendampingi Anies adalah ketua Umum Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa dan Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti. 

Lalu Prabowo Subianto yang sudah mendapatkan dukungan dari Partai Gerindra, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional (PAN). Kandidat nama cawapres Prabowo yang sering disebut-sebut adalah Ketum PKB Muhaimin Iskandar, Ketum Golkar Airlangga Hartarto, Menteri BUMN Erick Thohir, hingga Wali Kota Solo yang merupakan putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming. 

Kemudian capres dari PDIP dan PPP, Ganjar Pranowo juga masih belum membuka nama cawapres yang akan mendampinginya. Kandidat cawapres Ganjar adalah politikus anyar PPP, Sandiaga Uno dan Muhaimin. 

Sekarang menurut Najmuddin muncul wacana menduetkan Anies dengan Ganjar. Belum jelas secara pasti dalam wacana ini, siapa capres dan cawapres. Namun menurut Najmuddin, wacana menduetkan Anies dengan Ganjar ini dapat dilihat dari dua perspektif. Pertama upaya memecah belah Koalisi Perubahan pendukung Anies.

Kedua bentuk ketidakpercayaan diri Ganjar dan PDIP untuk bertarung melawan Anies dan Prabowo. Karena PDIP dinilai Najmuddin tidak percaya diri hanya berkoalisi dengan PPP.

"Sekarang sedang diuji komitmen dan solidaritas setiap koalisi," ucap Najmuddin. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement