REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Seorang peneliti PBB memperingatkan bahwa perubahan iklim memungkinkan terjadinya gelombang panas yang semakin intens dan berlangsung lama. Bahkan di beberapa wilayah, gelombang panas dapat segera melanda di sepanjang tahun.
“Gelombang panas dimulai lebih awal, dan bisa berlangsung lebih lama dan menjadi lebih intens,” kata penasihat senior untuk panas ekstrem di Organisasi Meteorologi Dunia PBB, John Nairn, seperti dilansir Malay Mail, Jumat (25/8/2023).
Dalam beberapa pekan terakhir, gelombang panas memang telah menjadi berita utama di banyak negara. Mulai dari heat dome yang melanda sebagian besar wilayah Eropa, hingga kebakaran hutan yang dipicu oleh suhu tinggi di Yunani, Spanyol, Kanada, dan Hawaii, serta suhu yang melonjak di tengah musim dingin di Amerika Selatan.
“Ini adalah konsekuensi yang paling cepat muncul dari pemanasan global yang kita lihat pada sistem cuaca. Orang-orang terlalu santai dengan tanda-tanda krisis iklim,” kata Nairn.
Menurut Nairn, gelombang panas merupakan salah satu bahaya alam yang paling mematikan. Menurut dia, ratusan ribu orang dapat meninggal dunia akibat penyebab yang dapat dicegah setiap tahunnya.
Lebih lanjut Nairn menyerukan agar pembahasan mengenai pemanasan global harus lebih luas dan spesifik. Misalnya, harus ada lebih banyak fokus pada peningkatan suhu minimum malam hari, daripada suhu maksimum siang hari yang menjadi berita utama.
Suhu malam hari yang tinggi secara konsisten sangat berbahaya bagi kesehatan manusia, karena tubuh tidak dapat pulih dari panas yang dideritanya di siang hari. Kenaikan suhu malam hari juga berarti bahwa energi yang terkumpul di siang hari tidak dapat digunakan, sehingga mendorong suhu lebih tinggi lagi keesokan harinya.
“Fakta bahwa suhu minimum meningkat lebih cepat daripada suhu maksimum, sehingga mendorong kelebihan energi ke dalam periode yang lebih lama dengan suhu yang lebih tinggi. Hal ini bersifat kumulatif, jadi gelombang panas menjadi jauh lebih berbahaya. Dan karena iklim terus berubah, situasinya akan menjadi lebih buruk,” jelas Nairn.
Dia menyuarakan keprihatinan khusus atas situasi di daerah tropis dan subtropis, misalnya suhu panas di beberapa negara AS baru-baru ini misalnya yang telah melampaui rekor mencapai 40 derajat celcius. Ironisnya, di daerah tropis dan subtropis, indikasi gelombang panas ekstrem kemungkinan besar akan terjadi sebelum akhir abad ini.
“Ke depannya, kita akan melihat lebih banyak gelombang panas dalam jangka waktu yang lebih panjang sepanjang tahun,” tegas Nairn.
Sumber: