Jumat 25 Aug 2023 22:50 WIB

Menkes: Pendidikan dan Kesehatan Harus Diutamakan agar Indonesia Jadi Negara Maju

Kemenkes berkomitmen melakukan transformasi sistem kesehatan.

Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin,saat menjadi narasumber dalam seminar Distinguished Guest Speaker di Universitas Pelita Harapan, Tangerang, Jumat (25//8/2023).
Foto: dok istimewa
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin,saat menjadi narasumber dalam seminar Distinguished Guest Speaker di Universitas Pelita Harapan, Tangerang, Jumat (25//8/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, transformasi sistem kesehatan perlu dilakukan agar cita-cita Indonesia menjadi negara maju bisa terwujud. Menurut dia, sistem pelayanan kesehatan di Indonesia saat ini cenderung fokus untuk menangani orang sakit, suatu konsep yang harus diubah dengan cara memastikan masyarakat untuk tetap hidup sehat.

“Sistem pelayanan kesehatan di Indonesia saat ini cenderung fokus untuk menangani orang sakit. Konsep tersebut harus diubah dengan cara memastikan masyarakat untuk tetap hidup sehat,” ujar Budi saat menjadi narasumber dalam seminar ‘Distinguished Guest Speaker’ di Universitas Pelita Harapan, Tangerang, Jumat (25//8/2023).

Budi menjelaskan, Kementerian Kesehatan berkomitmen melakukan transformasi sistem kesehatan di Indonesia yang terbagi dalam enam pilar. Pertama, transformasi layanan primer dengan cara mengedukasi penduduk, pencegahan primer dengan menambah imunisasi rutin, pencegahan sekunder melalui screening 14 penyebab kematian tertinggi di tiap usia, serta meningkatkan kapasitas dan kapabilitas layanan primer. 

“Kedua, transformasi layanan rujukan dengan cara meningkatkan akses dan mutu layanan. Ketiga, transformasi sistem ketahanan kesehatan melalui peningkatan ketahanan sektor farmasi dan alat kesehatan serta memperkuat ketahanan tanggap darurat,” kata dia.

Selanjutnya yang keempat, transformasi sistem pembiayaan kesehatan dengan membuat regulasi yang adil adn berkelanjutan. Kelima, melakukan transformasi sumber daya manusia (SDM) dengan menambah kuota mahasiswa, beasiswa dalam dan luar negeri, dan kemudahan penyetaraan tenaga kesehatan lulusan luar negeri.

“Keenam, transformasi teknologi kesehatan dengan cara pengembangan serta pemanfaatan teknologi digitalisasi dan bioteknologi di sektor kesehatan,” jelas Budi.

Di samping itu, Budi mengapresiasi langkah UPH melalui Fakultas Kedokteran (FK) yang mereka miliki. Di mana, FK UPH telah menghadirkan Program Pendidikan Dokter Spesialis Kedokteran Keluarga Layanan Primer (PPDS KKLP). Budi juga mengatakan, pendidikan menjadi elemen penting untuk memajukan suatu negara.

Dia menjelaskan, sebuah negara dapat dikatakan sebagai negara maju jika memiliki pendapatan per kapita di atas 12.500 dolar Amerika Serikat (AS). Saat ini, Indonesia merupakan negara berpenghasilan menengah atas dengan pendapatan per kapita sebesar 4.700 dolar AS.

Menurut Budi, kesempatan Indonesia untuk menjadi negara maju akan tercapai melalui momentum bonus demografi pada tahun 2030-2035. Di mana, periode tersebut menjadi titik di mana persentase populasi penduduk usia produktif di Indonesia menjadi yang paling tinggi. Dia menjelaskan, semakin banyak orang yang produktif, maka semakin banyak dorongan pertumbuhan ekonominya.

“Tujuh sampai dua belas tahun ke depan, adalah masa-masa paling penting dalam sejarah bangsa Indonesia. Supaya bisa tembus pendapatan per kapita menjadi 12.500 dolar AS, ada dua sektor yang harus diutamakan dalam 10 tahun ke depan, yaitu pendidikan dan kesehatan,” kata Budi.

Menurut dia, pada dasarnya semua bangsa ingin menjadi negara maju, termasuk Indonesia. Sebab itu Budi berharap agar para mahasiswa baru UPH turut berkontirbusi mewujudkan mimpi tersebut. Ada beberapa hal yang dapat dipedomani, yakni terus mempelajari pergeseran pola ekonomi serta perubahan kehidupan, khususnya di bidang teknologi dan industri.

“Kedua, membangun relasi dengan cara aktif dalam kegiatan di dalam kampus maupun di luar kampus. Ketiga, menjadi sosok yang energik serta memiliki tujuan hidup,” kata dia.

Seminar yang dilakukan di UPH Kampus Lippo Village, Tangerang, itu merupakan bagian dari rangkaian kegiatan UPH Festival 2023 yang bertujuan untuk menyambut para mahasiswa baru Tahun Akademik (TA) 2023/2024. Melalui seminar itu, UPH juga berharap dapat memperluas wawasan para mahasiswa baru melalui pemaparan yang disampaikan oleh kedua narasumber.

Rektor UPH, Jonathan L Parapak, dalam sambutannya berharap apa yang disampaikan oleh para narsumber dapat memberkati dan menyemangati para mahasiswa baru. Seminar itu juga diharapkan dapat mempersiapkan mahasiswa baru untuk mulai berpikir tentang kepemimpinan yang transformatif.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement