Jumat 25 Aug 2023 23:59 WIB

BI Rilis Perkembangan Indikator Nilai Tukar Rupiah 

Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah untuk stabilitas makro

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Layar memampilkan logo Bank Indonesia (BI) di Jakarta, Kamis (17/6/2021). Bank Indonesia memutuskan mempertahankan suku bunga acuan BI (BI 7-Day Reverse Repo Rate/BI7DRR) di level 3,5 persen.
Foto: ANTARA/Hafidz Mubarak A
Layar memampilkan logo Bank Indonesia (BI) di Jakarta, Kamis (17/6/2021). Bank Indonesia memutuskan mempertahankan suku bunga acuan BI (BI 7-Day Reverse Repo Rate/BI7DRR) di level 3,5 persen.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) merilis perkembangan indikator stabilitas nilai rupiah selama periode Senin (21/8/2023) hingga hari ini Jumat (25/8/2023). 

"Pada akhir Kamis (24/8/2023) rupiah ditutup pada level (bid) Rp 15.240 per dolar AS. Yield Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun naik ke 6,54 persen," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan pers, Jakarta, Jumat (25/8/2023).

Indeks dolar AS (DXY) menguat ke level 103,98. Sedangkan yield obligasi pemerintah AS atau US Treasury (UST) Note 10 tahun turun ke level 4,237 persen. 

Pada Jumat (25/8/2023) pagi, rupiah dibuka pada level (bid) Rp 15.265 per dolar AS. Imbal hasil SBN 10 tahun turun ke 6,5 persen. 

Dari sisi aliran modal asing, nonresiden di pasar keuangan domestik membukukan jual neto Rp 4,51 triliun terdiri dari jual neto Rp 2,31 triliun di pasar SBN dan jual neto Rp 2,20 triliun di pasar saham.

Sepanjang 2023, berdasarkan data setelmen hingga 24 Agustus 2023, nonresiden mencatatkan beli neto Rp 85,83 triliun di pasar SBN dan jual neto Rp 0,63 triliun di pasar saham.

"Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut," kata Erwin.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement