Sabtu 26 Aug 2023 00:22 WIB

5.018 Pesantren Ikut OPOP, Wapres: Peluang Pembangunan Ekonomi Baru

Program OPOP memberikan kesempatan pesantren kembangkan bisnis

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum mendampingi Wakil Presiden RI Ma
Foto: dok. Biro Adpim Jabar
Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum mendampingi Wakil Presiden RI Ma

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Program One Pesantren One Product (OPOP) menjadi salah satu upaya mewujudkan visi Jabar Juara Lahir dan Batin melalui pemberdayaan pesantren. Program itu memberikan kesempatan pada pesantren untuk mengembangkan bisnisnya sehingga dapat mandiri secara ekonomi.

Ada 5.000 pesantren yang ditarget bergabung dalam program OPOP selama lima tahun kepemimpinan Gubernur Jabar, Ridwan Kamil dan Wakil Gubernur, Uu Ruzhanul Ulum. Hingga hari ini, target tersebut sudah terpenuhi.

Selama empat tahun bergulir, sebanyak 2.844 pesantren sudah tergabung dalam program OPOP. Sedangkan pada 2023, tercatat 2.174 yang bergabung. Dengan demikian, pesantren yang ikut serta dalam program OPOP mencapai 5.018.

Berdasarkan data Dinas Koperasi dan Usaha Kecil (KUK) Jabar, nilai transaksi dari tahun ke tahun pada acara temu bisnis OPOP relatif tinggi.

Pada OPOP 2020, dengan peserta 500 pesantren, transaksi bisnis mencapai Rp 21 miliar. Pada 2021, dengan peserta 1.000 pesantren, mencapai Rp 136,5 miliar, dan 2022 dengan peserta 270 pesantren nilai transaksi mencapai Rp 42,1 miliar.

Capaian tersebut mendapat apresiasi dari Wakil Presiden RI, Ma'ruf Amin.

Menurut Ma’ruf, pemberdayaan pesantren  dengan program OPOP dapat menjadi peluang pembangunan ekonomi baru. Bahkan, OPOP juga memberikan efek domino berupa penyediaan lapangan kerja bagi masyarakat di sekitar pesantren tersebut.

"Saya melihat bagaimana ekonomi UMKM dibangun melalui basis pesantren dan ada yang sudah sampai ekspor ke luar negeri," ujar Ma’ruf saat mengunjungi Pesantren Buntet di Desa Mertapada Kulon, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon, Jumat (25/8/2023).

Dalam kesempatan itu, Ma’ruf didampingi Wakil Gubernur Jabar, Uu Ruzhanul Ulum."Banyak juga yang mempekerjakan dan memberdayakan masyarakat. Hasil-hasil produk masyarakat juga bisa dihilirisasi oleh pelaku usaha UMKM," kata Ma’ruf.

Ma'ruf mengungkapkan, peran pesantren sebelumnya lebih menitikberatkan sebagai pusat pengembangan Islam dan mencetak ulama. Namun sekarang sudah berkembang meliputi pemberdayaan ekonomi masyarakat di sekitarnya.

"Hal ini harus terus didorong demi pertumbuhan ekonomi maju di masa mendatang, mengingat peluang ekonomi dari pemberdayaan pesantren belum populer," ujar Ma'ruf.

"Saya ingin mendorong terus peran-peran pesantren ini ke depan sebagai bagian dari usaha pengembangan ekonomi baru yang selama ini tidak dianggap sebagai potensi ekonomi," imbuhnya. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement