Sabtu 26 Aug 2023 09:26 WIB

Festival Kurma Buraidah Bawa Panen Melimpah Bagi Pedagang Buah

Festival menjelaskan kehidupan generasi Arab Saudi sebelum revolusi minyak.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Ani Nursalikah
Penjual dan pembeli bertransaksi dalam Festival Kurma di Buraidah, Arab Saudi, Selasa (9/8/2022).
Foto: SPA
Penjual dan pembeli bertransaksi dalam Festival Kurma di Buraidah, Arab Saudi, Selasa (9/8/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Festival Kurma Buraidah di salah satu kota di Saudi menjadi titik awal yang populer untuk usaha komersial kaum muda. Musim panen buah di wilayah Qassim Arab Saudi seolah memberikan peluang ideal untuk meningkatkan pendapatan.

Para pedagang muda terlihat berjualan semangka, anggur, sayuran, maupun kurma pada musim tanam masing-masing. Pameran ini menarik lebih dari 1.200 pengunjung setiap hari.

Baca Juga

Salah satu pedagang, Abdulmohsen Al-Bayibi mengatakan, bercerita sejak lulus SMA ia melakukan sejumlah aktivitas perdagangan pertanian dan kini menekuni bisnis kurma. Ia menyebut jual beli kurma memiliki margin keuntungan yang lebih besar.

“Musim kurma panjang dan bisa dijual sepanjang tahun, baik dibekukan atau disimpan. Kurma juga dijual selama bulan Ramadhan,” kata dia dikutip di Arab News, Sabtu (26/8/2023).

Al-Bayibi mengatakan generasi muda yang ingin terjun ke bisnis ini harus memiliki tekad dan bersedia bekerja. Mereka juga harus memiliki keinginan kuat untuk datang ke pasar saat fajar, dengan membawa sedikit modal.

Tak ingin ketinggalan, Komisi Warisan Saudi telah menyusun sejumlah kegiatan di Festival Kurma Buraidah. Agenda ini diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup, Air dan Pertanian cabang Qassim.

Di stan miliknya, ditampilkan berbagai aspek warisan negara, mulai dari konstruksi rumah lumpur dan lagu-lagu pertanian kuno, hingga kehidupan pasar di masa lalu dan majlis kopi tradisional Saudi. Ada juga titik yang didedikasikan untuk Tahun Puisi Arab.

Tidak hanya itu, mereka juga berupaya memamerkan berbagai kerajinan tangan kuno, termasuk sulaman dan pakaian tradisional, patung kayu, serta produk palem dan Tamarix buatan tangan, seperti kuphar dan zabeel. Pengunjung dapat menjelajahi model majlis Najdi tradisional, yang akan memberi suguhan kopi segar yang dibuat dengan alat tradisional.

Pertunjukan teater harian tak luput dari perhatian yang menampilkan pasar Najdi, serta percakapan antara pedagang dan pembeli. Ada juga bagian yang didedikasikan untuk anak-anak, di mana mereka dapat bersenang-senang, belajar cara menjual dan membeli kurma, serta mendengarkan cerita sejarah dari peninggalan Najdi.

Kegiatan ini disiapkan dengan tujuan menjelaskan kehidupan generasi Arab Saudi di masa lalu, yang hidup sebelum revolusi minyak.

Lebih dari 50 keluarga petani berpartisipasi dalam festival ini, bersama sejumlah perajin dan pengusaha perempuan. Acara ini bertujuan untuk mendukung petani dan pengrajin lokal, sekaligus mengakui kontribusi mereka dalam mempromosikan produk Kerajaan dan melestarikan budayanya.

Festival Kurma Buraidah akan menyoroti salah satu sumber daya terpenting di kawasan ini, yaitu pohon palem. Ini merupakan simbol identitas budaya Saudi dan komponen utama perekonomiannya.

Lebih dari 40 seniman ikut serta dalam festival ini. Setiap pengunjung dapat menyaksikan mereka membuat mural dan lukisan yang menggambarkan signifikansi ekonomi dan sosial, dari pohon palem dan buah-buahannya.

Festival yang akan berlangsung hingga 25 Agustus ini telah menciptakan lebih dari 4.000 lapangan kerja musiman dan menarik banyak pedagang dan konsumen. Hal ini dipercaya dapat menghasilkan peningkatan perdagangan yang signifikan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement