Sabtu 26 Aug 2023 14:02 WIB

Junta Militer Beri Waktu 48 Jam pada Dubes Jerman, AS, Nigeria untuk Tinggalkan Niger

Sebelumnya pemerintah junta militer Niger mengusir Dubes Prancis.

 Para pendukung junta militer Niger. Pemerintah junta militer Niger, Jumat (25/8), memberikan waktu selama 48 jam pada duta besar Jerman, Amerika Serikat (AS), dan Nigeria untuk meninggalkan Niger.
Foto: EPA-EFE/ISSIFOU DJIBO
Para pendukung junta militer Niger. Pemerintah junta militer Niger, Jumat (25/8), memberikan waktu selama 48 jam pada duta besar Jerman, Amerika Serikat (AS), dan Nigeria untuk meninggalkan Niger.

REPUBLIKA.CO.ID, KIGALI -- Pemerintah junta militer Niger, Jumat (25/8), memberikan waktu selama 48 jam pada duta besar Jerman, Amerika Serikat (AS), dan Nigeria untuk meninggalkan negara tersebut.

"Sebagai reaksi terhadap penolakan Duta Besar Jerman Olivier Schnakenberg untuk menjawab undangan kementerian untuk berdiskusi pada Jumat, 25 Agustus, pukul 11:00 (waktu setempat), dan karena tindakan lain pemerintah Jerman yang bertentangan dengan kepentingan Niger, kementerian memberikan waktu 48 jam pada Tuan Olivier Schnakenberg untuk meninggalkan wilayah Niger," menurut pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Niger.

Baca Juga

"Sebagai reaksi terhadap penolakan Duta Besar Nigeria Mohamed Usman untuk menjawab undangan kementerian untuk berdiskusi pada Jumat, 25 Agustus, pukul 11:30 (waktu setempat), dan karena tindakan lain pemerintah Nigeria yang bertentangan dengan kepentingan Niger, kementerian memberikan waktu 48 jam pada Tuan Mohamed Usman untuk meninggalkan wilayah Niger," kata pernyataan tersebut secara terpisah.

Militer juga memberikan waktu 48 jam pada duta besar AS yang baru untuk meninggalkan Niger. Duta Besar AS Kathleen Fitzgibbons, yang tiba di ibu kota negara Niamey pekan lalu dituduh tidak memenuhi undangan kementerian untuk berdiskusi pada hari sebelumnya.

Departemen Luar Negeri AS mengatakan pada pekan lalu bahwa Fitzgibbons akan memimpin misi diplomatik AS dan meningkatkan upaya untuk membantu menyelesaikan krisis politik. 

Sebelumnya, pemerintah militer Niger memberikan waktu 48 jam pada duta besar Prancis untuk meninggalkan negara tersebut. Menteri Luar Negeri Prancis Catherine Colonna mengirimkan pesan pada 8 Agustus untuk menyatakan solidaritasnya pada Duta Besar Niger Aichatou Boulama Kane di Paris yang menolak meninggalkan jabatannya setelah pemerintahan militer mengambil alih kekuasaan.

Niger jatuh ke dalam kekacauan pada 26 Juli ketika Jenderal Abdourahamane Tchiani, mantan komandan pengawal presiden, memimpin intervensi militer yang menggulingkan Presiden Mohamed Bazoum.

sumber : Antara/Anadolu Agency
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement