REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Kehadiran Wagner Group meluas dari medan pertempuran di Suriah hingga gurun Afrika sub-Sahara. Keberadaan mereka menunjukkan pengaruh global Istana Kremlin dengan tentara bayaran yang dituduh menggunakan kekuatan brutal dan mengambil keuntungan dari kekayaan mineral yang disita.
Tapi hal itu terjadi di bawah kepemimpinan Yevgeny Prigozhin. Saat sebuah jet pribadi jatuh yang membawanya di barat laut Moskow pada Rabu (23/8/2023), pengaruh paramiliter itu dimungkinkan menghilang seketika dengan kekuatan Rusia coba terus dipertahankan.
Kecelakaan ini menimbulkan pertanyaan tentang masa depan tentara swasta yang dipimpin Prigozhin di Afrika. Terlebih sebelum peristiwa ini, kekuatan Wagner memang sudah dilemahkan secara perlahan usai Prigozhin melakukan penyerangan yang gagal ke Moskow untuk menggutan pemerintahan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Usai kabar kematian Prigozhin, pemerintahan Putin pun telah memerintahkan para pejuang Wagner untuk menandatangani sumpah setia kepada negara Rusia. Permintaan itu tertuang dalam sebuah dekrit yang diterbitkan di situs web Kremlin pada Jumat (25/8/2023) malam dan berlaku segera.
Tapi, sebelum serangkaian musibah yang harus dihadapi Wagner, kelompok ini memberikan keamanan terhadap organisasi-organisasi ekstremis seperti Alqaidah dan kelompok ISIS di negara-negara Afrika. Para pejabat dan komentator memperkirakan Rusia kemungkinan akan mempertahankan kehadirannya dan menempatkan tentara bayaran di bawah kepemimpinan baru.
Ada juga yang berpendapat bahwa Prigozhin membangun hubungan pribadi yang mendalam dan sulit digantikan oleh Moskow dengan cepat. Afrika sangat penting bagi Rusia, secara ekonomi dan politik.
Musim panas ini, Wagner membantu mengamankan referendum nasional di Republik Afrika Tengah yang memperkuat kekuasaan presiden. Mereka juga adalah mitra utama tentara Mali dalam memerangi pemberontak bersenjata dan menghubungi junta militer di Niger yang menginginkan jasanya setelah kudeta.
Memperluas hubungan dan melemahkan pengaruh Barat di Afrika merupakan prioritas utama Wagner. Misi ini semakin kuat ketika Kremlin mencari sekutu baru di tengah perang di Ukraina.
Pasukan Wagner juga membantu memenangkan pertempuran penting di Ukraina. Sebanyak 54 negara di Afrika merupakan kelompok pemungutan suara terbesar di PBB, dan Rusia secara aktif berupaya menggalang dukungan mereka terhadap invasi Ukraina.
Front Republik di Republik Afrika Tengah yang bersekutu dengan partai yang berkuasa di negara tersebut menegaskan kembali dukungannya terhadap Rusia dan Wagner. "Bertekad untuk berjuang bersama rakyat Afrika saat mereka berjuang untuk menentukan nasib sendiri,” ujarnya.
Pasukan Wagner bertugas sebagai....>>>