REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Arab Saudi mempertimbangkan tawaran China untuk membangun pembangkit listrik tenaga nuklir. Wall Street Journal dalam laporannya pada Jumat menyebutkan, Perusahaan Nuklir Nasional China (CNNC) milik negara telah mengajukan tawaran untuk membangun fasilitas tersebut.
Lokasi yang ditawarkan yakni di provinsi timur kerajaan dekat perbatasan dengan Qatar dan Uni Emirat Arab, menurut pejabat Saudi yang tidak disebutkan namanya, seperti dikutip dari Al-Monitor, Sabtu (26/8/2023).
Kesepakatan untuk reaktor nuklir bersifat jangka panjang dan menguntungkan. Artinya kesepakatan tersebut sangat bersifat politis. Riyadh sebelumnya berupaya bermitra dengan Amerika Serikat untuk membangun program nuklir sipil sebagai bagian dari kemungkinan normalisasi hubungan dengan Israel, di mana saat ini Arab Saudi tidak memiliki hubungan diplomatik resmi dengan Israel.
Para pejabat Amerika dan Israel khawatir hal ini akan membuka jalan bagi Saudi untuk mulai membuat senjata nuklir. Para pejabat AS telah mengatakan mereka hanya akan berbagi teknologi tenaga nuklir jika perjanjian tersebut mencegah Arab Saudi memperkaya uranium atau memproses ulang plutonium yang dibuat di reaktor.