Ahad 27 Aug 2023 07:36 WIB

Wapres Sebut Sumber Polusi Jabodetabek Transportasi dan Industri

Polusi di Jakarta semakin parah.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Erdy Nasrul
Foto udara kawasan Margonda depok yang tertutup kabut polusi udara di Depok, Jawa Barat, Jumat (25/8/2023). Kota Depok menjadi kota paling berpolusi di Indonesia pada Jumat (24/8) dimana indeks kualitas udara (AQI) di Kota Depok menyentuh 218 AQI US, yang menunjukkan tingkat polusi udara Depok masuk kategori sangat tidak sehat, diikuti Tangerang Selatan (187) dan Jakarta (169).
Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
Foto udara kawasan Margonda depok yang tertutup kabut polusi udara di Depok, Jawa Barat, Jumat (25/8/2023). Kota Depok menjadi kota paling berpolusi di Indonesia pada Jumat (24/8) dimana indeks kualitas udara (AQI) di Kota Depok menyentuh 218 AQI US, yang menunjukkan tingkat polusi udara Depok masuk kategori sangat tidak sehat, diikuti Tangerang Selatan (187) dan Jakarta (169).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Wakil Presiden KH Ma'ruf menyebut sumber polusi di Jabodetabek adalah emisi dari sektor transportasi dan industri. Karena itu, untuk mengatasi polusi udara di Jabodetabek yang memburuk beberapa waktu terakhir ini adalah dengan menghilangkan sumber emisi tersebut.

"Yang pasti itu kan kendaraan bermotor, transportasi. Nah itu kan sekarang uji emisi. Tetapi ini belum berpengaruh karena baru 5 persen. Sekarang ini baru 5 persen tentu belum berdampak. Oleh karena itu, saya minta terus uji emisi ini," ujar Kiai Ma'ruf dalam keterangannya di sela kunjungan kerja ke Cirebun yang dikutip pada Ahad (27/8/2023).

Baca Juga

Kedua, lanjut Kiai Ma'ruf, sumber polusi berasal dari emisi dari industri yang ada di sekitar Jabodetabek. Karena itu, Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini menilai perlu upaya mengurangi polusi dari industri.

Selain itu, Kiai Ma'ruf menekankan pentingnya menambah ruang terbuka hijau bagi masyarakat serta pemberlakuan sistem kerja dari rumah atau work from home (WFH) bagi para pekerja di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya.

"Tambahannya itu membuka ruang terbuka hijau, taman-taman, kemudian WFH ya, itu tambahannya. Tapi yang pokok tadi dua itu, transportasi, kemudian industri. Itu yang paling (mencemari). Barangkali itu harus cepat diatasi," ujarnya.

Sebelumnya, kualitas udara di Jabodetabek memburuk beberapa waktu terakhir. Pemerintah pun membentuk Satgas Pencemaran Udara untuk menangani hal tersebut.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement